1. Struktur Kepribadian
Organisasi kepribadian terdiri dari peristiwa-peristiwa antar pribadi, dan bukan peristiwa-peristiwa intra psikis. Kepribadian hanya memanifestasikan dirinya ketika orang bertingkah laku dalam hubungan dengan salah seseorang atau beberapa individu lain. Kepribadian merupakan pusat dinamik dari berbagai proses yang terjadi dalam serangkaian medan anatar pribadi.
a. Dinamisme. Dinamisme didefinisikan sebagai pola transformasi energi yang relatif menetap, yang secara berulang memberi ciri kepada organisme selama keberadaannya sebagai organisme hidup. Transformasi energi adalah suatu bentuk tingkah laku. Dinamisme-dinamisme yang khas manusiawi adalah dinamisme-dinamisme yang memberi ciri kepada hubungan-hubungan antar pribadi seseorang. Suatu dinamisme biasanya memakai daerah atau bagian tertentu dalam badan seperti mulut, tangan, anus, dan alat kelamin untuk berinteraksi dengan lingkungan. Kebanyakan dinamisme bertujuan memuaskan kebutuhan-kebutuhan dasar organisme. Akan tetapi ada suatu dinamisme penting yang berkembang sebagai akibat dari kecemasan yang disebut dinamisme diri atau sistem diri.
b. Sistem Diri. Kecemasan adalah suatu produk dari hubungan-hubungan antarpribadi, yang berasal dari ibu dan diteruskan kepada bayi dan dalam kehidupan selanjutnya oleh ancaman-ancaman terhadap keamanannya. Untuk menghindari kecemasan aktual maupun potensial, orang-orang memakai berbagai macam tindakan protektif dan kontrol pengawas terhadap tingkah lakunya.
c. Personifikasi. Personifikasi adalah suatu gambaran yang dimiliki individu tentang dirinya sendiri atau orang lain. Personifikasi adalah perasaan, sikap, dan konsepsi kompleks yang timbul karena mengalami kepuasan kebutuhan atau kecemasan. Personifikasi-personifikasi yang dimiliki oleh sejumlah orang disebut stereotype. Inilah konsepsi-konsepsi yang diakui bersama, yakni ide-ide yang diterima secara luas di antara anggota-anggota masyarakat dan diwariskan dari generasi-generasi.
Organisasi kepribadian terdiri dari peristiwa-peristiwa antar pribadi, dan bukan peristiwa-peristiwa intra psikis. Kepribadian hanya memanifestasikan dirinya ketika orang bertingkah laku dalam hubungan dengan salah seseorang atau beberapa individu lain. Kepribadian merupakan pusat dinamik dari berbagai proses yang terjadi dalam serangkaian medan anatar pribadi.
a. Dinamisme. Dinamisme didefinisikan sebagai pola transformasi energi yang relatif menetap, yang secara berulang memberi ciri kepada organisme selama keberadaannya sebagai organisme hidup. Transformasi energi adalah suatu bentuk tingkah laku. Dinamisme-dinamisme yang khas manusiawi adalah dinamisme-dinamisme yang memberi ciri kepada hubungan-hubungan antar pribadi seseorang. Suatu dinamisme biasanya memakai daerah atau bagian tertentu dalam badan seperti mulut, tangan, anus, dan alat kelamin untuk berinteraksi dengan lingkungan. Kebanyakan dinamisme bertujuan memuaskan kebutuhan-kebutuhan dasar organisme. Akan tetapi ada suatu dinamisme penting yang berkembang sebagai akibat dari kecemasan yang disebut dinamisme diri atau sistem diri.
b. Sistem Diri. Kecemasan adalah suatu produk dari hubungan-hubungan antarpribadi, yang berasal dari ibu dan diteruskan kepada bayi dan dalam kehidupan selanjutnya oleh ancaman-ancaman terhadap keamanannya. Untuk menghindari kecemasan aktual maupun potensial, orang-orang memakai berbagai macam tindakan protektif dan kontrol pengawas terhadap tingkah lakunya.
c. Personifikasi. Personifikasi adalah suatu gambaran yang dimiliki individu tentang dirinya sendiri atau orang lain. Personifikasi adalah perasaan, sikap, dan konsepsi kompleks yang timbul karena mengalami kepuasan kebutuhan atau kecemasan. Personifikasi-personifikasi yang dimiliki oleh sejumlah orang disebut stereotype. Inilah konsepsi-konsepsi yang diakui bersama, yakni ide-ide yang diterima secara luas di antara anggota-anggota masyarakat dan diwariskan dari generasi-generasi.
2. Proses Kognitif
Menurut Sullivan pengalaman diklasifikasikan menjadi 3 golongan yaitu :
a. Pengalaman prototaksik. Dipandang sebagai rangkaian keadaan sesaat yang terpisah – pisah dari organisme yang melakukan penginderaan.
b. Cara berpikir pratataksik. Melihat hubungan kausal antara peristiwa – peristiwa yang terjadi kira – kira pada saat yang sama tetapi yang tidak berhubungan secara logis.
c. Cara berpikir sintaksik. Merupakan aktivitas lambang yang diterima bersama, terutama aktivitas lambang yang bersifat verbal.
Menurut Sullivan pengalaman diklasifikasikan menjadi 3 golongan yaitu :
a. Pengalaman prototaksik. Dipandang sebagai rangkaian keadaan sesaat yang terpisah – pisah dari organisme yang melakukan penginderaan.
b. Cara berpikir pratataksik. Melihat hubungan kausal antara peristiwa – peristiwa yang terjadi kira – kira pada saat yang sama tetapi yang tidak berhubungan secara logis.
c. Cara berpikir sintaksik. Merupakan aktivitas lambang yang diterima bersama, terutama aktivitas lambang yang bersifat verbal.
3. Dinamika Kepribadian
Sullivan memandang kepribadian sebagai suatu sistem energi yang fungsi utamanya adalah melakukan aktivitas-aktivitas yang akan mereduksikan tegangan.
a. Tegangan. Menurut Sillivan ada 2 sumber utama tegangan yaitu :
1) Tegangan-tegangan yang disebabkan oleh kebutuhan-kebutuhan organisme. Kebutuhan-kebutuhan berkaitan dengan syarat-syarat kehidupan yang sifatnya fisiokimiawi, seperti keadaan kekurangan makanan, air, atau oksigen yang menimbulkan disekuilibrium (ketidakseimbangan) dalam tata organisme. Kebutuhan-kebutuhan yang berada di tingkat lebih rendah harus dipuaskan sebelum sampai kepada kebutuhan-kebutuhan yang berada pada tingkat yang lebih tinggi.
2) Tegangan-tegangan sebagai akibat dari kecemasan. Kecemasan adalah penghayatan tegangan akibat adanya ancaman-ancaman nyata atau luarnya dibayangkan terhadap keamanan seseorang. Kecemasan yang hebat mereduksikan efisiensi individu-individu dalam memuaskan kebutuhan-kebutuhannya, mengganggu hubungan-hubungan antarpribadi, dan mengacaukan pikiran.
Sullivan memandang kepribadian sebagai suatu sistem energi yang fungsi utamanya adalah melakukan aktivitas-aktivitas yang akan mereduksikan tegangan.
a. Tegangan. Menurut Sillivan ada 2 sumber utama tegangan yaitu :
1) Tegangan-tegangan yang disebabkan oleh kebutuhan-kebutuhan organisme. Kebutuhan-kebutuhan berkaitan dengan syarat-syarat kehidupan yang sifatnya fisiokimiawi, seperti keadaan kekurangan makanan, air, atau oksigen yang menimbulkan disekuilibrium (ketidakseimbangan) dalam tata organisme. Kebutuhan-kebutuhan yang berada di tingkat lebih rendah harus dipuaskan sebelum sampai kepada kebutuhan-kebutuhan yang berada pada tingkat yang lebih tinggi.
2) Tegangan-tegangan sebagai akibat dari kecemasan. Kecemasan adalah penghayatan tegangan akibat adanya ancaman-ancaman nyata atau luarnya dibayangkan terhadap keamanan seseorang. Kecemasan yang hebat mereduksikan efisiensi individu-individu dalam memuaskan kebutuhan-kebutuhannya, mengganggu hubungan-hubungan antarpribadi, dan mengacaukan pikiran.
b. Transformasi Energi. Energi ditransformasikan dengan melakukan pekerjaan. Pekerjaan bisa berupa kegiatan-kegiatan yang melibatkan otot-otot badan atau berupa kegiatan-kegiatan mental seperti persepsi, ingatan, dan berpikir. Kegiatan-kegiatan yang terbuka ataupun yang sembunyi ini bertujuan untuk mengurangi tegangan. Kegiatan-kegiatan ini pada umumnya ditentukan oleh masyarakat di mana orang dibesarkan.
4. Perkembangan Kepribadian
Sullivan menguraikan secara terperinci mengenai urutan situasi – situasi antarpribadi yang dialami orang selama berkembangnya sejak masa bayi sampai masa dewasa dan cara-cara bagaimana situasi-situasi ini ikut membentuk kepribadian. Sullivan mengemukakan suatu pandangan yang lebih bersifat psikologi- sosial tentang perkembangan kepribadian, suatu pandangan di mana pengaruh-pengaruh yang unik dari hubungan-hubungan manusia diberi peranan yang semestinya.
Sullivan menguraikan enam tahap perkembangan kepribadian sebelum tahap kematangan yang terakhir dicapai. Keenam tahap tersebut adalah :
a. Masa bayi. Masa bayi mulai dari lahir sampai saat belajar berbicara. Ini adalah masa di mana daerah oral merupakan daerah utama dalam interaksi antara bayi dan lingkungannya. Perawatan yang diberikan ibu memberikan bayi pengalaman antarpribadi yang pertama.
b. Masa kanak-kanak. Peralihan dari masa bayi ke masa kanak – kanak dimungkinkan oleh perkembangan bahasa dan organisasi pengalaman secara sintaksik. Masa kanak-kanak berlangsung sejak anak mulai bisa mengucapkan kata-kata sampai timbulnya kebutuhan akan kawan – kawan bermain.
c. Masa juvenile (pueral).Tahap juvenile berlangsung sepanjang sebagian besar tahun-tahun sekolah dasar. Inilah masa untuk belajar menjadi sosial, memperoleh pengalaman-pengalaman tunduk pada tokoh – tokoh autoritas di luar keluarga, bersaing dan bekerjasama, mempelajari arti mengasingkan diri dari pergaulan, penghinaan, dan perasaan kelompok.
d. Masa pra-adolesen. Masa pra-adolesen yang relatif singkat ditandai oleh kebutuhan akan hubungan yang akrab dengan kawan sejenis, sahabat yang dapat dipercaya dan dapat bekerjasama dalam melaksanakan tugas – tugas dan memecahkan masalah-masalah hidup. Inilah masa yang sangat penting karena masa ini menandakan permulaan hubungan-hubungan manusiawi sejati dengan orang-orang lain.
e. Masa adolesen awal. Tantangan utama masa adolesen awal adalah mengembangkan pola aktivitas heteroseksual. Sullivan mengemukakan bahwa banyak konflik masa adolesen timbul dari kebutuhan-kebutuhan akan kepuasan seksual, keamanan, dan keakraban yang saling berlawanan. Masa adolesen awal berlangsung sampai orang menemukan suatu pola perbuatan stabil yang memuaskan dorongan-dorongan genitalnya.
f. Masa adolesen akhir. Masa adolesen akhir merupakan suatu inisiasi yang agak panjang ke arah hak, kewajiban, kepuasan, dan tanggung jawab kehidupan sebagai warga masyarakat dan warga negara. Kemampuan untuk menjalin hubungan-hubungan antarpribadi lambat laun terbentuk secara matang dan berkembang pula kemampuan menghayati secara sintaksik yang memungkinkan perluasan horison-horison simbolis.
Sullivan menguraikan secara terperinci mengenai urutan situasi – situasi antarpribadi yang dialami orang selama berkembangnya sejak masa bayi sampai masa dewasa dan cara-cara bagaimana situasi-situasi ini ikut membentuk kepribadian. Sullivan mengemukakan suatu pandangan yang lebih bersifat psikologi- sosial tentang perkembangan kepribadian, suatu pandangan di mana pengaruh-pengaruh yang unik dari hubungan-hubungan manusia diberi peranan yang semestinya.
Sullivan menguraikan enam tahap perkembangan kepribadian sebelum tahap kematangan yang terakhir dicapai. Keenam tahap tersebut adalah :
a. Masa bayi. Masa bayi mulai dari lahir sampai saat belajar berbicara. Ini adalah masa di mana daerah oral merupakan daerah utama dalam interaksi antara bayi dan lingkungannya. Perawatan yang diberikan ibu memberikan bayi pengalaman antarpribadi yang pertama.
b. Masa kanak-kanak. Peralihan dari masa bayi ke masa kanak – kanak dimungkinkan oleh perkembangan bahasa dan organisasi pengalaman secara sintaksik. Masa kanak-kanak berlangsung sejak anak mulai bisa mengucapkan kata-kata sampai timbulnya kebutuhan akan kawan – kawan bermain.
c. Masa juvenile (pueral).Tahap juvenile berlangsung sepanjang sebagian besar tahun-tahun sekolah dasar. Inilah masa untuk belajar menjadi sosial, memperoleh pengalaman-pengalaman tunduk pada tokoh – tokoh autoritas di luar keluarga, bersaing dan bekerjasama, mempelajari arti mengasingkan diri dari pergaulan, penghinaan, dan perasaan kelompok.
d. Masa pra-adolesen. Masa pra-adolesen yang relatif singkat ditandai oleh kebutuhan akan hubungan yang akrab dengan kawan sejenis, sahabat yang dapat dipercaya dan dapat bekerjasama dalam melaksanakan tugas – tugas dan memecahkan masalah-masalah hidup. Inilah masa yang sangat penting karena masa ini menandakan permulaan hubungan-hubungan manusiawi sejati dengan orang-orang lain.
e. Masa adolesen awal. Tantangan utama masa adolesen awal adalah mengembangkan pola aktivitas heteroseksual. Sullivan mengemukakan bahwa banyak konflik masa adolesen timbul dari kebutuhan-kebutuhan akan kepuasan seksual, keamanan, dan keakraban yang saling berlawanan. Masa adolesen awal berlangsung sampai orang menemukan suatu pola perbuatan stabil yang memuaskan dorongan-dorongan genitalnya.
f. Masa adolesen akhir. Masa adolesen akhir merupakan suatu inisiasi yang agak panjang ke arah hak, kewajiban, kepuasan, dan tanggung jawab kehidupan sebagai warga masyarakat dan warga negara. Kemampuan untuk menjalin hubungan-hubungan antarpribadi lambat laun terbentuk secara matang dan berkembang pula kemampuan menghayati secara sintaksik yang memungkinkan perluasan horison-horison simbolis.
Sumber Referensi:
S. Hall., Calvin dan Gardner Lindzey, Supratiknya A. (Ed.). 1995. Psikologi Kepribadian 1: Teori-teori Psikodinamik (Klinis). Yogyakarta: Kanisiu
S. Hall., Calvin dan Gardner Lindzey, Supratiknya A. (Ed.). 1995. Psikologi Kepribadian 1: Teori-teori Psikodinamik (Klinis). Yogyakarta: Kanisiu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar