LANDASAN SOSIAL BUDAYA BIMBINGAN
Dosen :
DR. H. Karyono Ibnu Ahmad
Landasan pendidikan meliputi :
1. Landasan
Filosofis
2. Landasan
Psikologis
3. Landasan
Sosial Budaya
4. Landasan
IPTEK
5. Landasan
Paedagogis
6. Landasan
Religius
7. Landasan
Yuridis Formal
1. Landasan Filosofis
n Landasan filosofis membahas mengenai
hakikat manusia sebagai mahkluk ciptaan Tuhan.
n Landasan filosofis merupakan landasan yang
dapat memberikan arahan dan pemahaman khususnya bagi konselor dalam
melaksanakan setiap kegiatan bimbingan dan konseling yang lebih bisa
dipertanggungjawabkan secara logis, etis maupun estetis.
Arbukle mengemukakan 5 persoalan filosofis
yang berpengaruh dalam pelaksanaan konseling :
n Konsep diri (self concept), suatu
pengangan hidup yang akan berpengaruh dalam melaksanakan konseling.
n Orientasi agama konselor, akan berpengaruh
dalam proses konseling, baik untuk konselor maupun konselinya (siswa).
n Falsafat antropologi, bagaimana cara
konselor memandang hakekat anak.
n Pendidikan konselor, apabila konselor
tidak mempunyai pendidikan yang profesional, memandang anak semaunya saja,
sedangkan sebaliknya memandang anak sesuai dengan apa adanya anak itu.
Value (nilai) yang dimiliki konselor
2. Landasan Psikologis
n Landasan psikologis merupakan landasan
yang dapat memberikan pemahaman bagi konselor tentang perilaku individu yang
menjadi sasaran layanan (klien).
n Untuk kepentingan bimbingan dan konseling,
beberapa kajian psikologi yang perlu dikuasai oleh konselor adalah tentang :
(a) motif dan motivasi; (b) pembawaan dan lingkungan, (c) perkembangan
individu; (d) belajar; dan (e) kepribadian.
a. Motif
& Motivasi
n
Motif
dan motivasi berkenaan dengan dorongan yang menggerakkan seseorang berperilaku
baik motif primer yaitu motif yang didasari oleh kebutuhan asli yang dimiliki
oleh individu semenjak dia lahir, seperti : rasa lapar, bernafas dan sejenisnya
maupun motif sekunder yang terbentuk dari hasil belajar, seperti rekreasi,
memperoleh pengetahuan atau keterampilan tertentu dan sejenisnya.
n
Selanjutnya
motif-motif tersebut diaktifkan dan digerakkan,– baik dari dalam diri individu
(motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik)–, menjadi
suatu bentuk perilaku instrumental atau aktivitas tertentu yang mengarah pada
suatu tujuan yaitu mengarah kepada hal yang lebih baik.
b. Pembawaan
& Lingkungan
n Pembawaan dan lingkungan berkenaan dengan
faktor-faktor yang membentuk dan mempengaruhi perilaku individu.
n Pembawaan yaitu segala sesuatu yang dibawa
sejak lahir dan merupakan hasil dari keturunan, yang mencakup aspek
psiko-fisik, seperti struktur otot, warna kulit, golongan darah, bakat,
kecerdasan, atau ciri-ciri-kepribadian tertentu.
n Pembawaan dan lingkungan setiap individu
akan berbeda-beda. Ada individu yang memiliki pembawaan yang tinggi dan ada
pula yang sedang atau bahkan rendah. Misalnya dalam kecerdasan, ada yang sangat
tinggi (jenius), normal atau bahkan sangat kurang (debil, embisil atau ideot).
n Demikian pula dengan lingkungan, ada
individu yang dibesarkan dalam lingkungan yang kondusif dengan sarana dan
prasarana yang memadai, sehingga segenap potensi bawaan yang dimilikinya dapat
berkembang secara optimal. Namun ada pula individu yang hidup dan berada dalam
lingkungan yang kurang
c.
Perkembangan Individu
n Perkembangan individu berkenaan dengan
proses tumbuh dan berkembangnya individu yang merentang sejak masa konsepsi
(pra natal) hingga akhir hayatnya, diantaranya meliputi aspek fisik dan
psikomotorik, bahasa dan kognitif/kecerdasan, moral dan sosial.
n
Dalam
menjalankan tugas-tugasnya, konselor harus memahami berbagai aspek perkembangan
individu yang dilayaninya sekaligus dapat melihat arah perkembangan individu
itu di masa depan, serta keterkaitannya dengan faktor pembawaan dan lingkungan
d. Belajar
n Belajar merupakan salah satu konsep yang
amat mendasar dari psikologi. Manusia belajar untuk hidup. Tanpa belajar,
seseorang tidak akan dapat mempertahankan dan mengembangkan dirinya serta
berbudaya.
n Inti perbuatan belajar adalah upaya untuk
menguasai sesuatu yang baru dengan memanfaatkan yang sudah ada pada diri
individu.
e. Kepribadian
n
Menurut pendapat Gordon W.Allport, bahwa
kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem
psiko-fisik yang menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri terhadap
lingkungannya.
Yang
mencakup aspek-aspek kepribadian yaitu :
n Karakter; yaitu konsekuen tidaknya dalam
mematuhi etika perilaku, konsiten tidaknya dalam memegang pendirian atau
pendapat.
n Temperamen; yaitu disposisi reaktif
seorang, atau cepat lambatnya mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang
datang dari lingkungan.
n Sikap; sambutan terhadap objek yang
bersifat positif, negatif atau ambivalen.
Yang mencakup aspek-aspek kepribadian yaitu :
n
Stabilitas
emosi; yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dari
lingkungan. Seperti mudah
tidaknya tersinggung, sedih, atau putus asa.
n
Responsibilitas
(tanggung jawab), kesiapan untuk menerima resiko dari tindakan atau perbuatan
yang dilakukan. Seperti mau menerima resiko secara wajar, cuci tangan, atau
melarikan diri dari resiko yang dihadapi.
n Sosiabilitas; yaitu disposisi
pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Seperti: sifat pribadi yang terbuka atau tertutup
dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.
3. Landasan Sosial - Budaya
n Landasan sosial-budaya merupakan landasan
yang dapat memberikan pemahaman kepada konselor tentang dimensi kesosialan dan
dimensi kebudayaan sebagai faktor yang mempengaruhi terhadap perilaku individu.
n Dalam proses konseling akan terjadi
komunikasi interpersonal antara konselor dengan klien, yang mungkin antara
konselor dan klien memiliki latar sosial dan budaya yang berbeda.
Pederson
mengemukakan 5 macam sumber hambatan yang mungkin timbul dalam komunikasi
sosial & penyesuain diri antar budaya, yaitu :
1. Perbedaan
bahasa
2. Komunikasi
non-verbal
3. Stereotipe (menyamaratakan sifat-sifat
individu)
4. Kecendrungan
menilai
5. Kecemasan
Tata nilai sos-bud akan berpengaruh terhadap
pendidikan & bimbingan, oleh krn itu perlu diperhatikan :
- Tata nilai warisan budaya bangsa yg menjadi falsafah hidup rakyatnya. Misalnya: nilai ketuhanan,kekeluargaan,musyawarah mufakat,gotong royong & tenggang rasa (tepo seliro).
- Nilai-nilai
filsafat negara yaitu pancasila
- Nilai-nilai
budaya & tradisi bangsanya. Misalnya: bahasa nasional,adat
istiadat,unsur-unsur kesenian, & cita-cita yg berkembang.
- Tata
kelembagaan dalam hidup bermasyarakat & kenegaraan baik yg formal
maupun non-formal.
4.Landasan IPTEK
n
Pengetahuan tentang bimbingan dan konseling
disusun secara logis dan sistematis dengan menggunakan berbagai metode,
seperti: pengamatan, wawancara, analisis dokumen, prosedur tes, inventory atau
analisis laboratoris yang dituangkan dalam bentuk laporan penelitian, buku teks
dan tulisan-tulisan ilmiah lainnya.
n
Bimbingan dan konseling sebagai ilmu yang
multireferensial menerima sumbangan dari ilmu-ilmu lain dan teknologi,
penelitian dalam bimbingan dan konseling memberikan masukan penting bagi
pengembangan keilmuan Bimbingan konseling.
n
. Menurut Gausel (Prayitno, 2003) bidang yang
telah banyak memanfaatkan jasa komputer ialah bimbingan karier dan bimbingan
dan konseling pendidikan. Moh. Surya (2006) mengemukakan bahwa sejalan dengan
perkembangan teknologi komputer interaksi antara konselor dengan individu yang
dilayaninya (klien) tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi
dapat juga dilakukan melalui hubungan secara virtual (maya) melalui internet,
dalam bentuk “cyber counseling”.
5. Landasan Paedagogis
n
Landasan pedagogis mengemukakan bahwa bimbingan
merupakan salah satu bagian dari pendidikan yang amat penting dalam upaya untuk
memberikan bantuan (pemecahan-pemecahan masalah) motivasi agar peserta didik
dapat mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan
Landasan
paedagogis dalam layanan bimbingan & konseling ditinjau dari 3 segi, yaitu
:
1. pendidikan sebagai upaya pengembangan
individu dan bimbingan merupakan salah satu bentuk kegiatan pendidikan;
2. pendidikan sebagai inti proses bimbingan
dan konseling; dan
3. pendidikan lebih lanjut sebagai inti
tujuan layanan bimbingan dan konseling.
6. Landasan Religius
n
Landasan religius menggambarkan sisi-sisi agama
yang perlu dikorek, diaplikasikan kedalam pelayanan bimbingan & konseling,
karena bimbingan & konseling tidak akan lepas dari manusia sebagai objeknya
& realitas bahwa manusia merupakan makhluk religius.
n
Ditegaskan pula oleh Moh. Surya (2006) bahwa
salah satu tren bimbingan dan konseling saat ini adalah bimbingan dan konseling
spiritual.
n
Berangkat dari kehidupan modern dengan kehebatan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemajuan ekonomi yang dialami bangsa-bangsa
Barat yang ternyata telah menimbulkan berbagai suasana kehidupan yang tidak
memberikan kebahagiaan batiniah dan berkembangnya rasa kehampaan.
n Dewasa ini sedang berkembang kecenderungan
untuk menata kehidupan yang berlandaskan nilai-nilai spiritual. Kondisi ini
telah mendorong kecenderungan berkembangnya bimbingan dan konseling yang
berlandaskan spiritual atau religi.
Landasan
religius dalam layanan bimbingan & konseling ditekankan pada 3 hal, yaitu :
1. manusia sebagai makhluk Tuhan;
2. sikap yang mendorong perkembangan dari
perikehidupan manusia berjalan ke arah dan sesuai dengan kaidah-kaidah
agama;
3. upaya yang memungkinkan berkembang dan
dimanfaatkannya secara optimal suasana dan perangkat budaya (termasuk ilmu
pengetahuan dan teknologi) serta kemasyarakatan yang sesuai dengan dan
meneguhkan kehidupan beragama untuk membantu perkembangan dan pemecahan
masalah.
n Manusia adalah mahluk Tuhan yang memiliki
sisi-sisi kemanusiaan. Sisi-sisi
kemanusiaan tersebut tdiak boleh dibiarkan agar tidak mengarah pada hal-hal
negatif. Perlu adanya bimbingan yang akan mengarahkan sisi-sisi kemanusiaan
tersebut pada hal-hal positif.
n Pemanfaatan unsur-unsur agama hendaknya
dilakukan secara wajar, tidak dipaksakan dan tepat menempatkan klien sebagai
seorang yang bebas dan berhak mengambil keputusan sendiri sehingga agama dapat
berperan positif dalam konseling yang dilakukan.
7. Landasan Yuridis Formal
n
Landasan yuridis-formal berkenaan dengan
berbagai peraturan dan perundangan yang berlaku di Indonesia tentang
penyelenggaraan bimbingan dan konseling, yang bersumber dari Undang-Undang
Dasar, Undang – Undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri serta berbagai
aturan dan pedoman lainnya yang mengatur tentang penyelenggaraan bimbingan dan
konseling di Indonesia.
Pendidikan & Stratifikasi Sosial
Cara
menentukan golongan sosial :
1. Metode
objektif
Stratifikasi sosial
ditentukan oleh kriteria objektif. Misalnya : jumlah pendapatan, tingginya
pendidikan dan jenis pekerjaan.
2. Metode
subjektif
golongan sosial dirumuskan
menurut pandangan masyarakat, menilai dirinya dalam hierarki kedudukannya dalam
masyarakat itu.
3. Metode Reputasi menurut W.L Warner
metode sosial dirumuskan
menurut bagaimana anggota masyarakat menempatkan masing-masing dalam
stratifikasi masyarakat.
Metode
reputasi menurut Warner, membedakan golongan menjadi 3, yaitu :
Kekurangan metode reputasi :
- Hanya
digunakan bagi masyarakat kecil karena saling mengenal. Misalnya : desa, dusun, dan
sebagainya.
- Tidak
menggambarkan struktur sosial yang sebenarnya dalam masyarakat kecil
Golongan sosial menentukan lingkungan sosial :
- Sifat
seseorang ditentukan oleh lingkungan atau golongan lingkungan dimana dia
tinggal
- Golongan
bawah sulit memasuki golongan menengah, tetapi dapat saja apabila dia
berusaha maksimal, misalnya dengan pendidikan tinggi.
- Orang-orang
biasanya bergaul sesuai dengan golongannya sendiri.
Add caption |
Mobilitas Sosial
n Mobilitas sosial : suatu sektor dalam
masyarakat yang secara keseluruhan berubah kedudukan kesektor lain, atau dalam
pengertian lain….
n Mobilitas sosial : suatu sektor dalam
masyarakat merosot dalam keseluruhan, atau…
n
Mobilitas sosial : terjadi perpindahan golongan
dari golongan atas kebawah atau sebaliknya.
Kenaikan
golongan sosial dapat diselidiki dengan :
n
Meneliti riwayat pekerjaan seseorang
n Membandingkan kedudukan sosial individu
dengan kedudukan orang tua.
n Pendidikan dan mobilitas sosial disini,
dimaksudkan bahwa pendidikan dipandang sebagai suatu jalan untuk mencapai
kedudukan yang lebih tinggi dimasyarakat. Makin tinggi pendidikan , maka dalam
meraih sesuatu dapat terbuka kesempatannya.
n Pendidikan merupakan jalan bagi mobilitas
sosial.
Kompetensi
yg harus dimiliki oleh guru BK :
1. Menguasai bahan bimbingan, selain bahan
yang didapat pada saat perkuliahan, melainkan didapat pula bahan bimbingan lain
yang harus dikuasai.
2. Mengelola
layanan bimbingan,
a.
menguasai prinsip-prinsip & teknik-teknik layanan bimbingan kepada siswa
b.
bekerja sama dengan guru sehubungan dengan tugas umum bimbingan
c.
bekerjasama dengan kepsek sehub dengan tanggungjawab kepada murid
d. bekerjasama dengan ortu/
keluarga sehub dgn tanggungjawab terhadap anaknya
e.
menguasai prosedur kerjasama dengan masy luar
f.
menilai hasil guna layanan bimbingan
3. Mengelola layanan konseling,
a.
mempersiapkan pelaksanaan konseling
b.
melaksanakan wawancara konseling secara individual
c. melaksanakan wawancara
konseling secara kelompok & bentuk bantuan kelompok yang lain
d.
melaksanakan tahapan tindak lanjut konseling
e.
menilai hasil guna layanan konseling
4. Menyelenggarakan administrasi bimbingan
disekolah :
a.
mengenal adm bimbingan konseling di sekolah
b.
menyelenggarakan adm bimbingan konseling disekolah
c. memahami atas penyelenggaraan
supervisi pembelajaran
5. Melaksanakan tugas-tugas bimbingan yang
berkaitan dengan pengajaran :
a. bekerjasama dengan guru
merencanakan & melaksanakan program-program pengajaran yang berkaitan
dengan bimbingan (remedial teaching, penjurusan)
b.
bekerjasama dengan guru dalam pemberian bantuan belajar kepada murid
Tidak ada komentar:
Posting Komentar