BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Membicarakan
sesuatu masalah terlebih dahulu kita harus mengerti tentang pengertian masalah
yang akan kita bicarakan. Justru pengertian ini harus kita ketehui terlebih
dahulu, karena pengertian ini akan menentukan langkah kita selanjutnya dalam
membicarakan masalah tersebut. Tidak jarang adanya pembicaraan atau pengupasan
sesuatu masalah yang tidak tentu ujung pangkalnya, justru karena kurang
tegasnya di dalam memberikan pembatasan dari pengertian yang menjadi bahan
pembicaraan. Karena itu maka telah pada tempatnya sebelum kita membicarakan hal
ini lebih jauh, perlulah adanya penegasan pengertian tentang masalah yang akan
dibicarakan.
B.
Rumusan
Masalah
a. Menjelaskan
pengertian interviu (wawancara) ?
b. Apa
saja kelemahan dan kelebihan dari interviu (wawancara) ?
c. Apa
saja jenis-jenis dari interviu ?
d. Hal-hal
apa saja yang diperhatikan sebelum melaksanakan interviu (wawancara) ?
e. Bagian-bagian
yang seperti apa saja terdapat dalam interviu (wawancara) ?
f. Bentuk-bentuk
pertanyaan dalam wawancara seprti apa saja ?
g. Faktor-faktor
yang mempengaruhi wawancara ?
C.
Tujuan
a. Untuk
mengetahui definisi dari interviu (wawancara)
b. Dapat
mengetahui jenis atau macam-macam dari iunterviu (wawancara)
c. Dapat
meberikan solusi terhadap factor yang mempengaruhi wawancara
d. Mengenal
bagian-bagian dari wawancara
BAB II
INTERVIU (WAWANCARA)
A.
Pengertian
Wawancara
Wawancara
adalah Proses percakapan dengan maksud untuk mengonstruksi mengenai orang, kejadian,
kegiatan, organisasi motivasi, perasaan, dan sebagainya yang dilakukan dua
pihak yaitu pewawancara (interviewer)
yang mengajukan pertanyaan kepada orang yang diwawancarai (interviewee).
Wawancara
adalah salah satu metode untuk mendapatkan data anak atau orang dengan
mengadakan hubungan secara langsung dengan informan (face to face relation).
Wawancara berfungsi untuk mencari informasi dalam mengumpulkan data, juga
wawancara mempunyai kedudukan yang tersendiri dalam konseling. Sebab wawancara
dalam proses konseling adalah merupakan alat yang penting.
Wawancara
informatif adalah merupakan suatu alat untuk memperoleh fakta/data/informative
dari murid secara lisan; jadi terjadi
pertemuan di bawah empat mata, dengan tujuan mendapatkan data yang diperlukan
untuk bimbingan. Wawancara informatif lain tujuannya daripada wawancara
penyuluhan, yang terutama bertujuan untuk mengolah
data yang sudah diperoleh; pengolahan itu dilakukan oleh penyuluh bersama dengan
murid dalam suatu pertemuan pribadi.
Wawancara
informatif dapat dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung. Secara
langsung berarti bahwa wawancara
langsung dengan murid yang ingin diketahui tentang keadaan dirinya, sedangkan
yang tidak langsung adalah wawancara untuk mendapatkan informasi keadaan murid
dengan mewawancarai orang lain. Wawancara informatif dapat dibedakan atas
wawancara yang terencana (structured interview) dan wawancara yang tidak
terencana (non structured interview). Dalam wawancara yang terencana isi dan
bentuk dari pertanyaan-pertanyaan telah dipikirkan sebelumnya, demikian pula
urutan dari hal-hal yang akan ditanyakan.
B.
Macam-Macam
Interviu (wawancara)
Klasifikasi
tentang macam-macam interviu dapat ditinjau dari beberapa sudut pandang. Adapun
klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut :
a. Menurut
Responden yang diinterviu
Menurut
responden yang diinterviu, maka interviu dapat dibedakan atas interviu langsung
dan interviu tidak langsung. Dikatakan interviu langsung apabila kita langsung
mengadakan interviu dengan individu yang ingin kita kumpulkan datanya. Misalnya
kita ingin mengumpulkan data tentang penggunaan waktu luang para siswa. Maka
interviunya langsung kita lakukan dengan siswa yang bersangkutan.
Dikatakan
interviu tidak langsung apabila interviu tersebut dilakukan dengan individu
tertentu, tetapi tidak untuk mendapatkan data tentang individu bersangkutan,
melainkan untuk mendapatkan data tentang individu lain. Misalnya untuk
mengumpulkan data tetang penggunaan waktu luang para siswa, kita tidak
melakukan interviu dengan siswa yang bersangkutan , melainkan kita melakukan
interviu dengan orang lain yang mengetahui penggunaan waktu luang siswa
tersebut, misalnya orang tuanya atau walinya atau juga teman sepermainannya.
b. Menurut
prosedur interviu
Menurut
prosedur interviu yang dilakukan, maka interviu dapat dibedakan atas interviu
berstruktur dan interviu tak berstruktur. Dikatakan interviu berstruktur
apabila peetanyaan-pertanyaan yang akan diajukan dalam interviu telah disusun
dalam suatu catatan secara jelas dan terinci. Catatan yang memuat
pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan
dalam interviu tersebut dijadikan pegangan oleh penginterviu dalam melaksanakan
interviu. Catatan semacam itu disebut pedoman interviu (interview guide).
Dikatakan
interviu tak berstruktur, apabila pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam
interviu tersebut tidak disusun secara rinci. Dalam interviu tak berstruktur
ini, penginterviu bias menggunakan pedoman interviu bias tidak. Kalau dia
menggunakan pedoman interviu, maka pedoman interviu tersebut bukan merupakan
daftar pertanyaan yang telah terinci seperti pada interviu berstruktur,
melainkan hanya memuat pokok-pokoknya saja. Dengan demikian, apabila
dibandingkan dengan interviu berstruktur , interviu tak berstruktur ini
sifatnya lebih fleksibel, dalam arti lebih memberi kesempatan kepada
penginterviu untuk mengadakan variasi-variasi dalam pelaksanaan interviu.
c. Menurut
situasi tertentu
Menurut
situasinya, interviu dapat dibedakan atas interviu formal dan interviu
informal. Dikatan interviu formal, apabila interviu tersebut dilakukan dalam
suatu ruangan tertentu yang memang sengaja disiapkan untuk mengadakan interviu,
dan antara penginterviu dan responden terjalin hubungan yang bersifat resmi.
Misalnya siswa atau klien dipanggil keruang bimbingan, dan diadakan interviu di
ruangan tersebut.
Dikatakan
interviu informal, apabila interviu tersebut dilaksanakan tidak di tempat yang
khusus, dan antara penginterviu dengan responden terjalin hubungan yang tidak
resmi. Dengan demikian percakapan yang terjadi nampaknya bukan seperti
percakapan antara klien dengan konselornya, melainkan sperti percakapan biasa
antara dua individu yang bersahabat. Misalnya interviu yang dilakukan konselor
dengan siswa di halaman sekolah pada waktu jam istirahat.
d. Menurut
perencanaan interviu
Menurut
perencanaan interviu dapat dibedakan atas interviu berencana dan interviu
insedental. Dikatakan ointerviu berencana apabila waktu dan tempat interviu
telah direncanakan terlebih dahulu. Dan perencanaan tersebut berdasarkan atas
kesepakatan konselor dengan klien. Misalnya setelah interviu pertama, antara
konselor dengan klien terdapat kesepakatan untuk melanjutkan interviu tersebut
pada interviu berikutnya. Dalam hal tersebut, maka dibuatlah perencanaan, kapan
interviu kedua tersebut akan dilaksanakan.
Dikatakan
interviu incidental, apabila interviu tersebut dilakukan karena kebetulan ada
kesempatan yang baik untuk mengadakan interviu. Misalnya konselor dan siswa yang
kebetulan berjumpa dihalaman sekolah pada jam bebas, lalu kesempatan jumpa yang
secara kebetulan itu bias dimanfaatkan untuk mengadakan percakapan singkat.
Disamping
itu ada juga jenis-jenis interviu sesuai dengan tujuan ataupun sifat-sifat yang
lain yang ada dalam interviu itu. Menurut apa yang ingin dituju interviu
dibedakan :
a. The
employment interview, yaitu interviu yang dijalankan dengan suatu maksud yang
berhubungan dengan “employment” pada umumnya interviu disini ditunjukkan untuk
mendapatkan gambaran sampai dimana sifat-sifat yang dipunyai seseorang terhadap
kriteria yang diminta oleh sesuatau employment.
b. Informational
interview, yaitu interview yang ditujukkan untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan.
c. Administrative
interview, yaitu interviu yang dijalankan untuk keperluan administrasi,
misalnya untuk kesejahteraan organisasi, untuk mendapatkan perubahan-perubahan
di dalam tindakannya (changes in behavior).
d. Counseling
interview, yaitu interviu yang dijalankan untuk keperluan konseling, interviu
ini khas digunakan dalam proses konseling.
Menurut
jumlah orang yang diinterviu , maka interviu dapat dibedakan :
a. Interviu
perorangan (individual)
b. Interviu
kelompok
Menurut
peranan yang dimainkan, maka interviu dapat dibedakan dalam :
a. The
non-directive interview, yaitu interviu yang digunakan dalam proses konseling.
b. The
focused interview, yaitu interviu yang ditujukkan kepada orang-orang tertentu
yang mempunyai hubungan dengan objek-objek yang diselidiki.
c. The
repeated interview, yaitu interviu yang berulang. Interviu ini terutama
digunakan untuk mencoba mengikuti perkembangan yang tertentu terutama proses
sosial.
C.
Kelemahan
dan Kelebihan Interviu (wawancara)
Kelebihan
dari interviu adalah :
a. Sifatnya
yang fleksibel, dalam interviu memungkinkan responden untuk meminta penjelasan
terhadap pertanyaan-pertanyaan yang kurang jelas atau yang kurang dipahaminya.
Begitu pula sebaliknya penginterviu dapat meminta penjelasan pula terhadap
jawaban yang tidak sesuai dengan pertanyaan. Kadang-kadang jawaban-jawaban yang
diberikan oleh responden da[at merangsang penginterviu untuk mengajukan
pertanyaan tertentu yang belum dipikirkan pada awal interviu.
b. Memungkinkan
penginterviu mengamati “bagaimana” responden itu menjawab. Jadi penginterviu
tidak hanya mendapatkan data tentang “isi” yang ditanyakantetapi juga ia
mengamati aksesnnya, kelancaran jawaban, intonasinya, mimiknya, dan sebagainya.
Hal-hal tersebut merupakan informasi tambahan yang sangat berarti yang tidak
dapat digali melalui kuesioner.
c. Metode
interviu (wawancara) dapat diterapkan kepada semua individu tanpa dibatsi
kemampuan membaca dan menulis.
d. Mendorong
murid untuk lebih terbuka.
e. Isi
pertanyaan dan caranya mengajukan pertanyaan dapat disesuaikan dengan tingkat
perkembangan dan daya tangkap murid.
Kelemahan
interviu (wawancara) adalah :
a. Karena
sifatnya yang fleksibel dapat member peluang munculnya pertanyaan-pertanyaan
yang menyimpang dari tujuan semula.
b. Kesimpulan
yang ditarik dari hasil interviu ini sering bersifat subjektif.
c. Menyita
cukup banyak waktu dan tenaga.
d. Dengan
interviu membutuhkan keahlian.
e. Dengan
interviu bila telah adanya prasangka, maka hal ini akan mempengaruhi hasil
interviu, hasilnya tidak objektif, dan hai ini tidak didapati dalam kuesioner.
D.
Hal-Hal
yang Perlu Diperhatiakan Dalam Interviu (wawancara)
Agar
interviu dapat mencapai hasil yamg baik, perlulah adanya beberapa hal yang
harus diperhatikan di dalam mengadakan interviu, yaitu :
a. Orang
yang akan mengadakan interviu mempunyai latar belakang tentang apa yang akan
ditanyakan, karenanya apa yang akan ditanyakan perlu disipakan dengan
sebaik-baiknya, agar interviu dapat berlangsung dengan lancer, sistematik dan
teratur.
b. Interviu
harus menjelaskan dengan sebaik-baiknya apa maksud serta tujuan dari interviu
tersebut.
c. Dalam
interviu harus dijaga agar selalu adanya hubungan yang baik.
d. Interviuer
atau pembimbing harus mempunyai sifat dapat dipercaya.
e. Pertanyaan
hendaknya diajukan dengan hati-hati, teliti dan kalimatnya harus jelas.
f. Harus
dijaga jangan sampai ada hal-hal yang dapat mengganggu jalannya interviu.
g. Bahasa
yang digunakan interviuer harus disesuaikan dengan kemampuan dari yang di interviu.
h. Sekalipun
pertanyaan-pertanyaan telah dipersiapkan terlebih dahulu supaya sistematik,
tetapi didalam memberikan pertanyaan-pertanyaan jangan sampai kaku,
masing-masing pertanyaan dapat diperluas kepada hal-hal yang berhubungan dengan
pertanyaan itu (cross examining).
i.
Interviuer atau pembimbing harus menjaga
jangan sampai ada waktu diam yang terlalu lama. Hal yang demikian ini akan
mematikan suasana interviu.
j.
Interviuer atau pembimbing harus
mengadakan kontrol di dalam interviu.
Kalau ada hal-hal yang bertentangan satu dengan yang lainnya perlu intervieur
atap pembimbing mencari ketegasannya.
k. Di
dalam interviu hendaknya dihindarkan tentrang “AKU” dari interviuer atau
konselor. Jangan sampai aku tersebut ditonjol-tonjolkan.
E.
Bagian-Bagian
Interviu (wawancara)
Pada
prinsipnya proses interviu dapat dibagi dalam tiga fase, yaitu : pembukaan,
inti interviu, dan penutup interviu. Tujuan pembukaan interviu adalah untuk
membentuk hubungan yang baik antara penginterviu dan responden dan untuk
menjelaskan maksud dari interviu.
a. Permulaan
atau Pendahuluan Interviu
Pada
bagian ini terutama ditujukkan untuk mendapatkan hubungan yang baik (jadi dalam
mengadakan kontak yang pertama) antara interviuer dengan yang diinterviu, dan
biasanya diisi dengan menyampaikan maksud serta tujuan dari interviu itu.
Peranan dari bagian ini adalah penting, karena dengan mengadakan kontak yang
pertama ini akan memberikan gambaran tentang jalannya interviuselanjutnya.
Kalau sudah terjadi hubungan yang baik dan timbul perasaan saling percaya
mempercayai, maka hal ini merupakan sumbangan yang besar artinya didalam
perkembangan interviu selanjutnya.
b. Inti
interviu
Bagian
ini merupakan bagian di mana maksud serta tujuan interviu harus dapat dicapai.
Bila maksud dari interviu untuk mengumpulkan data latar belakang sosial, maka
pada bagian ini maksud tujuan itu harus tercapai.
c. Penutup
interviu
Penginterviu
atau bersama-sama dengan responden perlu membuat kesimpulan tentang hasil
interviu. Kalau perlu dapat dibuat suatu kesepakatan untuk mengadakan interviu
lagi atau hal lain yang perlu dikerjakan sebagai tindak lanjut dari interviu
tersebut. Dan hendaknya selalu diusahakan agar interviu berakhir dalam situasi
yang menyenangkan.
F.
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Interviu (wawancara)
Keberhasilan
sebuah interviu tergantung kepada beberapa hal, yaitu informan, topik, situasi,
kemampuan penginterviu menggunakan metode interviu, dan faktor-faktor
soaial-budaya yang mempengaruhi interaksi antara penginterviu dan responden.
Pada banyak peristiwa, ketika interviu itu digunakan, maka pertanyaan utama
adalah maukah informan menjawab pertanyaan dengan baik dan sejujurnya.
Keberatan informan menjawab pertanyaan berarti wawancara tersebut tidak biasa
berlangsung. Kesediaan pertanyaan itu ada kaintannya dengan topik pertanyaan. Artinya orang akan menjawab pertanyaan
apabila topic itu ia kuasai, atau minimal ia ketahui. Kesediaan menjawab
pertanyaan juga berkaitan dengan situasi, waktu, tempat dan kenyamanan, serta
keamanan berkaitan penting dengan kesediaan menjawab pertanyaan itu. Banyak
penolakan interviu karena interviu bertepatan dengan waktu sibuk informan atau
pada tempat kurang tepat atau nyaman untuk interviu. Bahkan, banyak sekali
interviu yang ditolak karena informan berpendapat keamanan dirinya tidak
terjamin apabila pernyataan-pernyataan dirinya dipublikasikan.
Pada
kasus lain, keberhasilan interviu amat ditentukan oleh kelihaian penelitian di
dalam interviu. Sebagaimanan diketahui, selain merupakan metode pengumpulan
data, interviu merupakan seni berbicara dengan orang, jadi keterampilan
seseorang di dalam bermain seni berbicara akan sangat membantu penelitiannya.
Tidak
jarang juga kesulitan-kesulitan berinteraksi karena perbedaan social-budaya
terjadi di antara penginterviu dengan informan. Hal ini terjadi karena
penginterviu tidak mengenal, budaya, bahasa, symbol-simbol informan dengan
jelas. Hal ini menyebabkan peneliti membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
menyesuaikan diri dengan informannya.
G. Cara-Cara Mendorong Informan Memberi
Keterangan Lebih Mendalam
Kadang penginterviu perlu mendorong
informan untuk member keterangan lebih mendalam, karena jawabannya perlu
dilengkapi. Hal ini perlu dilakukan untuk mendorong informan menjawab
pertanyaan lebih banyak sehingga keterangan yang diperoleh lebih lengkap. Hal
ini dapat dilakukan dengan :
a.
Meminta informan memberikan informasi
lebih lanjut.
b.
Merefleksikan perasaan atau sikap orang
lain.
c.
Meminta keterangan lebih lanjut tanpa
bertanya secara langsung.
d.
Menunjukkan rasa tertarik dengan
menganggukkan kepala atau mengatakan “Ya”
e.
Memberikan waktu bagi informan untuk
menambah keterangan dengan tidak
melanjutkan pertanyaan segera setelah informan selesai bicara.
H. Pedoman Interviu
Seperti dikemukakan dalam sub
terdahulu, sebelum pelaksanaan interviu, terlebih dahulu perlu disiapkan daftar
pertanyaan yang akan ditanyakan dalam interviu, atau sedikitnya suatu daftar
yang memuat suatu materi yang akan ditanyakan dalam interviu, yang disebut
pedoman interviu (interviu guide).
Sebagai ilustrasi dibawah ini
disajikan suatu bentuk pedoman interviu , yang digunakan dalam interviu
berstruktur.
Contoh
:
PEDOMAN INTERVIU
Hari/tanggal :
Interviu ke :
Responden :
Kelas :
Tujuan : Mengumpulkan data
tentang faktor penyebab kesulitan belajar.
No.
|
Daftar
Pertanyaan
|
Deskripsi
Jawaban
|
1.
|
Apakah anda merasa puas dengan program
khusus yang anda ikuti sekarang?
|
|
2.
|
Mata pelajran apa saja yang anda
senangi ?
|
|
3.
|
Mengapa anda menyenangi mata pelajran
tersebut ?
|
|
4.
|
Mata pelajaran apa saja yang kurang
anda senangi ?
|
|
5.
|
Mengapa anda kurang menyenangi mata
pelajaran tersebut?
|
|
6.
|
Di dalam kelas apakah anda selalu
mengikuti pelajaran dengan tekun?
|
|
7.
|
Apakah semua pekerjaan rumah(PR) anda
dikerjakan dirumah ?
|
|
8.
|
Apakah anda mempunyai tempat belajar
sendiri ?
|
|
9.
|
Bagaimana pengaturan ruang belajar
anda ?
|
|
10.
|
Berapa jam rata-rata anda belajar
dirumah setiap hari ?
|
|
Interprestasi
hasil interviu :
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
I.
Saran-Saran
Untuk Interviu yang Baik
Saran-saran
untuk interviu yang baik adalah :
a. Hindari
pertanyaan peka pada wal interviu
b. Pertanyaan
dimulai dengan : siapa, apa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana sebagai
kerangka awal pembicaraan.
c. Bila
pertanyaan menimbulkan kebisuan hindari, memberikan alternative.
d. Gunakan
bahasa yang sederhana dan dapat dimengerti.
e. Hindari
memberikan komentar, pengetahuan, serta kesimpulan dari informan.
f. Hindari
pertanyaan yang menimbulkan jawaban “ya/tidak”
g. Buatlah
pertanyaan sesingkat mungkin
h. Tanyakan
satu pertanyaan saja pada satu saat
i.
Hindari pertanyaan yang mengarahkan
jawaban informan.
j.
Perhatiakan komunikasi non-verbal
informan yang menunjukkan kebenaran jawaban
k. Berikan
pertanyaan untuk mengecek jawaban yang telah diberikan.
l.
Hindari kesan yang menimbulkan
ketidakpercayaan atau melecehkan jawaban informan.
m. Hati-hati
terhadap keinginan informan untuk memberikan jawaban yang menyenangkan
penginterviu.
n. Usahakan
interviu agar tidak lebih 1 jam.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Wawancara
adalah salah satu metode untuk mendapatkan data anak atau orang dengan
mengadakan hubungan secara langsung dengan informan (face to face relation).
Wawancara berfungsi untuk mencari informasi dalam mengumpulkan data, juga
wawancara mempunyai kedudukan yang tersendiri dalam konseling. Sebab wawancara
dalam proses konseling adalah merupakan alat yang penting.
Klasifikasi
tentang macam-macam interviu dapat ditinjau dari beberapa sudut pandang. Adapun
klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut :
a. Menurut
Responden yang diinterviu (interviu langsung dan tidak langsung)
b. Menurut
prosedur interviu (interviu berstruktu dan tidak berstruktur)
c. Menurut
situasi tertentu (interviu formal dan interviu informal)
d. Menurut
perencanaan interviu (interviu berencana dan interviu insedental)
B.
Saran-Saran
Agar
metode interviu (wawancara) dapat membantu pelaksanaan tugas konselor dan yang
lainnya dalam pengumpulkan data.
DAFTAR PUSTAKA
Nurkancana, Wayan.
1990. Pemahaman Individual. Jakarta :
Rineka Cipta
Sukardi, Dewa Ketut.
1983. Bimbingan dan Penyuluhan Pelajar di
Sekolah. Surabaya : PT Usaha Nasional.
Winkel. 1977. Bimbingan dan Penyuluhan Di Ssekolah
Menengah. Jakarta : PT Gramedia Jakarta
Bungin, Burhan. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : Rajagrafindo
Persada
Walgito, Bimo. 1988. Bimbingan dan Penyuluhan Di Sekolah.
Yogyakarta : Rineka Cipta
Contoh 1 : Format Wawancara
Terstruktur
1. Wawancara
ke :
……………………………………
2. Masalah :
……………………………………
3. Responden :
……………………………………
4. Nama
murid :
………………………kelas………
5. Tanggal
wawancara :
……………………….jam……….
6. Tempat
wawancara :
……………………………………
7. Pertanyaan
wawancara : ……………………………………
No.
|
Pertanyaan
|
Jawaban
|
1.
|
Apakah putra bapak/ibu biasa belajar
dirumah ?
|
|
2.
|
Kalau biasa siapakah yang membantunya
?
|
|
3.
|
Jam berapa saja putra bapak/ibu
belajar dirumah ?
|
|
4.
|
Apakah mempunyai tempat belajar
tersendiri ?
|
|
5.
|
Apakah bapak/ibu selalu mengawasi atau
membantu ?
|
|
6.
|
Menurut pengamatan bapak/ibu apakah
putra bapak mendapatkan kesulitan dalam belajar di rumah ?
|
|
7.
|
Apakah usaha bapak untuk membantu
putra bapak/ibu dalam belajar di rumah ?
|
|
8.
|
Apa saja yang dipelajari putra
bapak/ibu di rumah ?
|
|
Kesimpulan/catatan
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Contoh 2 : Format Wawancara tidak
Terstruktur
1. Wawancara
ke :
…………………………………
2. Waktu
wawancara :
tanggal………………….jam….
3. Tempat
wawancara :
…………………………………
4. Masalah :
…………………………………
5. Responden :
…………………………………
6. Jalannya
wawancara :
…………………………………
No.
|
Pertanyaan
|
Jawaban
|
|
|
|
Kesimpulan/catatan
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Tidak ada komentar:
Posting Komentar