Rabu, 13 Februari 2013

INTERVIU (WAWANCARA) BIMBINGAN KONSELING



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Membicarakan sesuatu masalah terlebih dahulu kita harus mengerti tentang pengertian masalah yang akan kita bicarakan. Justru pengertian ini harus kita ketehui terlebih dahulu, karena pengertian ini akan menentukan langkah kita selanjutnya dalam membicarakan masalah tersebut. Tidak jarang adanya pembicaraan atau pengupasan sesuatu masalah yang tidak tentu ujung pangkalnya, justru karena kurang tegasnya di dalam memberikan pembatasan dari pengertian yang menjadi bahan pembicaraan. Karena itu maka telah pada tempatnya sebelum kita membicarakan hal ini lebih jauh, perlulah adanya penegasan pengertian tentang masalah yang akan dibicarakan.
B.     Rumusan Masalah
a.       Menjelaskan pengertian interviu (wawancara) ?
b.      Apa saja kelemahan dan kelebihan dari interviu (wawancara) ?
c.       Apa saja jenis-jenis dari interviu ?
d.      Hal-hal apa saja yang diperhatikan sebelum melaksanakan interviu (wawancara) ?
e.       Bagian-bagian yang seperti apa saja terdapat dalam interviu (wawancara) ?
f.       Bentuk-bentuk pertanyaan dalam wawancara seprti apa saja ?
g.      Faktor-faktor yang mempengaruhi wawancara ?

C.    Tujuan
a.       Untuk mengetahui definisi dari interviu (wawancara)
b.      Dapat mengetahui jenis atau macam-macam dari iunterviu (wawancara)
c.       Dapat meberikan solusi terhadap factor yang mempengaruhi wawancara
d.      Mengenal bagian-bagian dari wawancara

BAB II
INTERVIU (WAWANCARA)

A.    Pengertian Wawancara
Wawancara adalah Proses percakapan dengan maksud untuk mengonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi motivasi, perasaan, dan sebagainya yang dilakukan dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan kepada orang yang diwawancarai (interviewee).
Wawancara adalah salah satu metode untuk mendapatkan data anak atau orang dengan mengadakan hubungan secara langsung dengan informan (face to face relation). Wawancara berfungsi untuk mencari informasi dalam mengumpulkan data, juga wawancara mempunyai kedudukan yang tersendiri dalam konseling. Sebab wawancara dalam proses konseling adalah merupakan alat yang penting.
Wawancara informatif adalah merupakan suatu alat untuk memperoleh fakta/data/informative dari murid secara lisan; jadi terjadi pertemuan di bawah empat mata, dengan tujuan mendapatkan data yang diperlukan untuk bimbingan. Wawancara informatif lain tujuannya daripada wawancara penyuluhan, yang terutama bertujuan untuk mengolah data yang sudah diperoleh; pengolahan itu dilakukan oleh penyuluh bersama dengan murid dalam suatu pertemuan pribadi.
Wawancara informatif dapat dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung  berarti bahwa wawancara langsung dengan murid yang ingin diketahui tentang keadaan dirinya, sedangkan yang tidak langsung adalah wawancara untuk mendapatkan informasi keadaan murid dengan mewawancarai orang lain. Wawancara informatif dapat dibedakan atas wawancara yang terencana (structured interview) dan wawancara yang tidak terencana (non structured interview). Dalam wawancara yang terencana isi dan bentuk dari pertanyaan-pertanyaan telah dipikirkan sebelumnya, demikian pula urutan dari hal-hal yang akan ditanyakan.
B.     Macam-Macam Interviu (wawancara)
Klasifikasi tentang macam-macam interviu dapat ditinjau dari beberapa sudut pandang. Adapun klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut :
a.       Menurut Responden yang diinterviu
Menurut responden yang diinterviu, maka interviu dapat dibedakan atas interviu langsung dan interviu tidak langsung. Dikatakan interviu langsung apabila kita langsung mengadakan interviu dengan individu yang ingin kita kumpulkan datanya. Misalnya kita ingin mengumpulkan data tentang penggunaan waktu luang para siswa. Maka interviunya langsung kita lakukan dengan siswa yang bersangkutan.
Dikatakan interviu tidak langsung apabila interviu tersebut dilakukan dengan individu tertentu, tetapi tidak untuk mendapatkan data tentang individu bersangkutan, melainkan untuk mendapatkan data tentang individu lain. Misalnya untuk mengumpulkan data tetang penggunaan waktu luang para siswa, kita tidak melakukan interviu dengan siswa yang bersangkutan , melainkan kita melakukan interviu dengan orang lain yang mengetahui penggunaan waktu luang siswa tersebut, misalnya orang tuanya atau walinya atau juga teman sepermainannya.

b.      Menurut prosedur interviu
Menurut prosedur interviu yang dilakukan, maka interviu dapat dibedakan atas interviu berstruktur dan interviu tak berstruktur. Dikatakan interviu berstruktur apabila peetanyaan-pertanyaan yang akan diajukan dalam interviu telah disusun dalam suatu catatan secara jelas dan terinci. Catatan yang memuat pertanyaan-pertanyaan  yang akan diajukan dalam interviu tersebut dijadikan pegangan oleh penginterviu dalam melaksanakan interviu. Catatan semacam itu disebut pedoman interviu (interview guide).
Dikatakan interviu tak berstruktur, apabila pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam interviu tersebut tidak disusun secara rinci. Dalam interviu tak berstruktur ini, penginterviu bias menggunakan pedoman interviu bias tidak. Kalau dia menggunakan pedoman interviu, maka pedoman interviu tersebut bukan merupakan daftar pertanyaan yang telah terinci seperti pada interviu berstruktur, melainkan hanya memuat pokok-pokoknya saja. Dengan demikian, apabila dibandingkan dengan interviu berstruktur , interviu tak berstruktur ini sifatnya lebih fleksibel, dalam arti lebih memberi kesempatan kepada penginterviu untuk mengadakan variasi-variasi dalam pelaksanaan interviu.
c.       Menurut situasi tertentu
Menurut situasinya, interviu dapat dibedakan atas interviu formal dan interviu informal. Dikatan interviu formal, apabila interviu tersebut dilakukan dalam suatu ruangan tertentu yang memang sengaja disiapkan untuk mengadakan interviu, dan antara penginterviu dan responden terjalin hubungan yang bersifat resmi. Misalnya siswa atau klien dipanggil keruang bimbingan, dan diadakan interviu di ruangan tersebut.
Dikatakan interviu informal, apabila interviu tersebut dilaksanakan tidak di tempat yang khusus, dan antara penginterviu dengan responden terjalin hubungan yang tidak resmi. Dengan demikian percakapan yang terjadi nampaknya bukan seperti percakapan antara klien dengan konselornya, melainkan sperti percakapan biasa antara dua individu yang bersahabat. Misalnya interviu yang dilakukan konselor dengan siswa di halaman sekolah pada waktu jam istirahat.
d.      Menurut perencanaan interviu
Menurut perencanaan interviu dapat dibedakan atas interviu berencana dan interviu insedental. Dikatakan ointerviu berencana apabila waktu dan tempat interviu telah direncanakan terlebih dahulu. Dan perencanaan tersebut berdasarkan atas kesepakatan konselor dengan klien. Misalnya setelah interviu pertama, antara konselor dengan klien terdapat kesepakatan untuk melanjutkan interviu tersebut pada interviu berikutnya. Dalam hal tersebut, maka dibuatlah perencanaan, kapan interviu kedua tersebut akan dilaksanakan.
Dikatakan interviu incidental, apabila interviu tersebut dilakukan karena kebetulan ada kesempatan yang baik untuk mengadakan interviu. Misalnya konselor dan siswa yang kebetulan berjumpa dihalaman sekolah pada jam bebas, lalu kesempatan jumpa yang secara kebetulan itu bias dimanfaatkan untuk mengadakan percakapan singkat.
Disamping itu ada juga jenis-jenis interviu sesuai dengan tujuan ataupun sifat-sifat yang lain yang ada dalam interviu itu. Menurut apa yang ingin dituju interviu dibedakan :
a.       The employment interview, yaitu interviu yang dijalankan dengan suatu maksud yang berhubungan dengan “employment” pada umumnya interviu disini ditunjukkan untuk mendapatkan gambaran sampai dimana sifat-sifat yang dipunyai seseorang terhadap kriteria yang diminta oleh sesuatau employment.
b.      Informational interview, yaitu interview yang ditujukkan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
c.       Administrative interview, yaitu interviu yang dijalankan untuk keperluan administrasi, misalnya untuk kesejahteraan organisasi, untuk mendapatkan perubahan-perubahan di dalam tindakannya (changes in behavior).
d.      Counseling interview, yaitu interviu yang dijalankan untuk keperluan konseling, interviu ini khas digunakan dalam proses konseling.
Menurut jumlah orang yang diinterviu , maka interviu dapat dibedakan :
a.       Interviu perorangan (individual)
b.      Interviu kelompok
Menurut peranan yang dimainkan, maka interviu dapat dibedakan dalam :
a.       The non-directive interview, yaitu interviu yang digunakan dalam proses konseling.
b.      The focused interview, yaitu interviu yang ditujukkan kepada orang-orang tertentu yang mempunyai hubungan dengan objek-objek yang diselidiki.
c.       The repeated interview, yaitu interviu yang berulang. Interviu ini terutama digunakan untuk mencoba mengikuti perkembangan yang tertentu terutama proses sosial.

C.    Kelemahan dan Kelebihan Interviu (wawancara)
Kelebihan dari interviu adalah :
a.       Sifatnya yang fleksibel, dalam interviu memungkinkan responden untuk meminta penjelasan terhadap pertanyaan-pertanyaan yang kurang jelas atau yang kurang dipahaminya. Begitu pula sebaliknya penginterviu dapat meminta penjelasan pula terhadap jawaban yang tidak sesuai dengan pertanyaan. Kadang-kadang jawaban-jawaban yang diberikan oleh responden da[at merangsang penginterviu untuk mengajukan pertanyaan tertentu yang belum dipikirkan pada awal interviu.
b.      Memungkinkan penginterviu mengamati “bagaimana” responden itu menjawab. Jadi penginterviu tidak hanya mendapatkan data tentang “isi” yang ditanyakantetapi juga ia mengamati aksesnnya, kelancaran jawaban, intonasinya, mimiknya, dan sebagainya. Hal-hal tersebut merupakan informasi tambahan yang sangat berarti yang tidak dapat digali melalui kuesioner.
c.       Metode interviu (wawancara) dapat diterapkan kepada semua individu tanpa dibatsi kemampuan membaca dan menulis.
d.      Mendorong murid untuk lebih terbuka.
e.       Isi pertanyaan dan caranya mengajukan pertanyaan dapat disesuaikan dengan tingkat perkembangan dan daya tangkap murid.
Kelemahan interviu (wawancara) adalah :
a.       Karena sifatnya yang fleksibel dapat member peluang munculnya pertanyaan-pertanyaan yang menyimpang dari tujuan semula.
b.      Kesimpulan yang ditarik dari hasil interviu ini sering bersifat subjektif.
c.       Menyita cukup banyak waktu dan tenaga.
d.      Dengan interviu membutuhkan keahlian.
e.       Dengan interviu bila telah adanya prasangka, maka hal ini akan mempengaruhi hasil interviu, hasilnya tidak objektif, dan hai ini tidak didapati dalam kuesioner.

D.    Hal-Hal yang Perlu Diperhatiakan Dalam Interviu (wawancara)
Agar interviu dapat mencapai hasil yamg baik, perlulah adanya beberapa hal yang harus diperhatikan di dalam mengadakan interviu, yaitu :
a.       Orang yang akan mengadakan interviu mempunyai latar belakang tentang apa yang akan ditanyakan, karenanya apa yang akan ditanyakan perlu disipakan dengan sebaik-baiknya, agar interviu dapat berlangsung dengan lancer, sistematik dan teratur.
b.      Interviu harus menjelaskan dengan sebaik-baiknya apa maksud serta tujuan dari interviu tersebut.
c.       Dalam interviu harus dijaga agar selalu adanya hubungan yang baik.
d.      Interviuer atau pembimbing harus mempunyai sifat dapat dipercaya.
e.       Pertanyaan hendaknya diajukan dengan hati-hati, teliti dan kalimatnya harus jelas.
f.       Harus dijaga jangan sampai ada hal-hal yang dapat mengganggu jalannya interviu.
g.      Bahasa yang digunakan interviuer harus disesuaikan dengan kemampuan dari yang di interviu.
h.      Sekalipun pertanyaan-pertanyaan telah dipersiapkan terlebih dahulu supaya sistematik, tetapi didalam memberikan pertanyaan-pertanyaan jangan sampai kaku, masing-masing pertanyaan dapat diperluas kepada hal-hal yang berhubungan dengan pertanyaan itu (cross examining).
i.        Interviuer atau pembimbing harus menjaga jangan sampai ada waktu diam yang terlalu lama. Hal yang demikian ini akan mematikan suasana interviu.
j.        Interviuer atau pembimbing harus mengadakan kontrol  di dalam interviu. Kalau ada hal-hal yang bertentangan satu dengan yang lainnya perlu intervieur atap pembimbing mencari ketegasannya.
k.      Di dalam interviu hendaknya dihindarkan tentrang “AKU” dari interviuer atau konselor. Jangan sampai aku tersebut ditonjol-tonjolkan.



E.     Bagian-Bagian Interviu (wawancara)
Pada prinsipnya proses interviu dapat dibagi dalam tiga fase, yaitu : pembukaan, inti interviu, dan penutup interviu. Tujuan pembukaan interviu adalah untuk membentuk hubungan yang baik antara penginterviu dan responden dan untuk menjelaskan maksud dari interviu.
a.       Permulaan atau Pendahuluan Interviu
Pada bagian ini terutama ditujukkan untuk mendapatkan hubungan yang baik (jadi dalam mengadakan kontak yang pertama) antara interviuer dengan yang diinterviu, dan biasanya diisi dengan menyampaikan maksud serta tujuan dari interviu itu. Peranan dari bagian ini adalah penting, karena dengan mengadakan kontak yang pertama ini akan memberikan gambaran tentang jalannya interviuselanjutnya. Kalau sudah terjadi hubungan yang baik dan timbul perasaan saling percaya mempercayai, maka hal ini merupakan sumbangan yang besar artinya didalam perkembangan interviu selanjutnya.
b.      Inti interviu
Bagian ini merupakan bagian di mana maksud serta tujuan interviu harus dapat dicapai. Bila maksud dari interviu untuk mengumpulkan data latar belakang sosial, maka pada bagian ini maksud tujuan itu harus tercapai.
c.       Penutup interviu
Penginterviu atau bersama-sama dengan responden perlu membuat kesimpulan tentang hasil interviu. Kalau perlu dapat dibuat suatu kesepakatan untuk mengadakan interviu lagi atau hal lain yang perlu dikerjakan sebagai tindak lanjut dari interviu tersebut. Dan hendaknya selalu diusahakan agar interviu berakhir dalam situasi yang menyenangkan.

F.     Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Interviu (wawancara)
Keberhasilan sebuah interviu tergantung kepada beberapa hal, yaitu informan, topik, situasi, kemampuan penginterviu menggunakan metode interviu, dan faktor-faktor soaial-budaya yang mempengaruhi interaksi antara penginterviu dan responden. Pada banyak peristiwa, ketika interviu itu digunakan, maka pertanyaan utama adalah maukah informan menjawab pertanyaan dengan baik dan sejujurnya. Keberatan informan menjawab pertanyaan berarti wawancara tersebut tidak biasa berlangsung. Kesediaan pertanyaan itu ada kaintannya dengan topik pertanyaan.  Artinya orang akan menjawab pertanyaan apabila topic itu ia kuasai, atau minimal ia ketahui. Kesediaan menjawab pertanyaan juga berkaitan dengan situasi, waktu, tempat dan kenyamanan, serta keamanan berkaitan penting dengan kesediaan menjawab pertanyaan itu. Banyak penolakan interviu karena interviu bertepatan dengan waktu sibuk informan atau pada tempat kurang tepat atau nyaman untuk interviu. Bahkan, banyak sekali interviu yang ditolak karena informan berpendapat keamanan dirinya tidak terjamin apabila pernyataan-pernyataan dirinya dipublikasikan.
Pada kasus lain, keberhasilan interviu amat ditentukan oleh kelihaian penelitian di dalam interviu. Sebagaimanan diketahui, selain merupakan metode pengumpulan data, interviu merupakan seni berbicara dengan orang, jadi keterampilan seseorang di dalam bermain seni berbicara akan sangat membantu penelitiannya.
Tidak jarang juga kesulitan-kesulitan berinteraksi karena perbedaan social-budaya terjadi di antara penginterviu dengan informan. Hal ini terjadi karena penginterviu tidak mengenal, budaya, bahasa, symbol-simbol informan dengan jelas. Hal ini menyebabkan peneliti membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyesuaikan diri dengan informannya.

G.    Cara-Cara Mendorong Informan Memberi Keterangan Lebih Mendalam
            Kadang penginterviu perlu mendorong informan untuk member keterangan lebih mendalam, karena jawabannya perlu dilengkapi. Hal ini perlu dilakukan untuk mendorong informan menjawab pertanyaan lebih banyak sehingga keterangan yang diperoleh lebih lengkap. Hal ini dapat dilakukan dengan :
a.       Meminta informan memberikan informasi lebih lanjut.
b.      Merefleksikan perasaan atau sikap orang lain.
c.       Meminta keterangan lebih lanjut tanpa bertanya secara langsung.
d.      Menunjukkan rasa tertarik dengan menganggukkan kepala atau mengatakan “Ya”
e.       Memberikan waktu bagi informan untuk menambah keterangan  dengan tidak melanjutkan pertanyaan segera setelah informan selesai bicara.

H.    Pedoman Interviu
            Seperti dikemukakan dalam sub terdahulu, sebelum pelaksanaan interviu, terlebih dahulu perlu disiapkan daftar pertanyaan yang akan ditanyakan dalam interviu, atau sedikitnya suatu daftar yang memuat suatu materi yang akan ditanyakan dalam interviu, yang disebut pedoman interviu (interviu guide).
            Sebagai ilustrasi dibawah ini disajikan suatu bentuk pedoman interviu , yang digunakan dalam interviu berstruktur.

Contoh :
PEDOMAN INTERVIU
Hari/tanggal                :
Interviu ke                   :
Responden                  :
Kelas                           :
Tujuan                         : Mengumpulkan data tentang faktor penyebab kesulitan belajar.

No.
Daftar Pertanyaan
Deskripsi Jawaban
1.
Apakah anda merasa puas dengan program khusus yang anda ikuti sekarang?

2.
Mata pelajran apa saja yang anda senangi ?

3.
Mengapa anda menyenangi mata pelajran tersebut ?

4.
Mata pelajaran apa saja yang kurang anda senangi ?

5.
Mengapa anda kurang menyenangi mata pelajaran tersebut?

6.
Di dalam kelas apakah anda selalu mengikuti pelajaran dengan tekun?

7.
Apakah semua pekerjaan rumah(PR) anda dikerjakan dirumah ?

8.
Apakah anda mempunyai tempat belajar sendiri ?

9.
Bagaimana pengaturan ruang belajar anda ?

10.
Berapa jam rata-rata anda belajar dirumah setiap hari ?


Interprestasi hasil interviu :
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

I.       Saran-Saran Untuk Interviu yang Baik
Saran-saran untuk interviu yang baik adalah :
a.       Hindari pertanyaan peka pada wal interviu
b.      Pertanyaan dimulai dengan : siapa, apa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana sebagai kerangka awal pembicaraan.
c.       Bila pertanyaan menimbulkan kebisuan hindari, memberikan alternative.
d.      Gunakan bahasa yang sederhana dan dapat dimengerti.
e.       Hindari memberikan komentar, pengetahuan, serta kesimpulan dari informan.
f.       Hindari pertanyaan yang menimbulkan jawaban “ya/tidak”
g.      Buatlah pertanyaan sesingkat mungkin
h.      Tanyakan satu pertanyaan saja pada satu saat
i.        Hindari pertanyaan yang mengarahkan jawaban informan.
j.        Perhatiakan komunikasi non-verbal informan yang menunjukkan kebenaran jawaban
k.      Berikan pertanyaan untuk mengecek jawaban yang telah diberikan.
l.        Hindari kesan yang menimbulkan ketidakpercayaan atau melecehkan jawaban informan.
m.    Hati-hati terhadap keinginan informan untuk memberikan jawaban yang menyenangkan penginterviu.
n.      Usahakan interviu agar tidak lebih 1 jam.


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Wawancara adalah salah satu metode untuk mendapatkan data anak atau orang dengan mengadakan hubungan secara langsung dengan informan (face to face relation). Wawancara berfungsi untuk mencari informasi dalam mengumpulkan data, juga wawancara mempunyai kedudukan yang tersendiri dalam konseling. Sebab wawancara dalam proses konseling adalah merupakan alat yang penting.
Klasifikasi tentang macam-macam interviu dapat ditinjau dari beberapa sudut pandang. Adapun klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut :
a.       Menurut Responden yang diinterviu (interviu langsung dan tidak langsung)
b.      Menurut prosedur interviu (interviu berstruktu dan tidak berstruktur)
c.       Menurut situasi tertentu (interviu formal dan interviu informal)
d.      Menurut perencanaan interviu (interviu berencana dan interviu insedental)

B.     Saran-Saran
Agar metode interviu (wawancara) dapat membantu pelaksanaan tugas konselor dan yang lainnya dalam pengumpulkan data.


DAFTAR PUSTAKA

Nurkancana, Wayan. 1990. Pemahaman Individual. Jakarta : Rineka Cipta
Sukardi, Dewa Ketut. 1983. Bimbingan dan Penyuluhan Pelajar di Sekolah. Surabaya : PT Usaha Nasional.
Winkel. 1977. Bimbingan dan Penyuluhan Di Ssekolah Menengah. Jakarta : PT Gramedia Jakarta
Bungin, Burhan. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : Rajagrafindo Persada
Walgito, Bimo. 1988. Bimbingan dan Penyuluhan Di Sekolah. Yogyakarta : Rineka Cipta

  
Contoh 1 : Format Wawancara Terstruktur
1.      Wawancara ke                               : ……………………………………
2.      Masalah                                         : ……………………………………
3.      Responden                                                : ……………………………………
4.      Nama murid                                  : ………………………kelas………
5.      Tanggal wawancara                      : ……………………….jam……….
6.      Tempat wawancara                       : ……………………………………
7.      Pertanyaan wawancara                 : ……………………………………

No.
Pertanyaan
Jawaban
1.
Apakah putra bapak/ibu biasa belajar dirumah ?

2.
Kalau biasa siapakah yang membantunya ?

3.
Jam berapa saja putra bapak/ibu belajar dirumah ?

4.
Apakah mempunyai tempat belajar tersendiri ?

5.
Apakah bapak/ibu selalu mengawasi atau membantu ?

6.
Menurut pengamatan bapak/ibu apakah putra bapak mendapatkan kesulitan dalam belajar di rumah ?

7.
Apakah usaha bapak untuk membantu putra bapak/ibu dalam belajar di rumah ?

8.
Apa saja yang dipelajari putra bapak/ibu di rumah ?


Kesimpulan/catatan ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Contoh 2 : Format Wawancara tidak Terstruktur
1.      Wawancara ke                               : …………………………………
2.      Waktu wawancara                                    : tanggal………………….jam….
3.      Tempat wawancara                       : …………………………………
4.      Masalah                                         : …………………………………
5.      Responden                                                : …………………………………
6.      Jalannya wawancara                     : …………………………………

No.
Pertanyaan
Jawaban












Kesimpulan/catatan
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Tidak ada komentar:

Posting Komentar