PENGEMBANGAN PROGRAM BIMBINGAN
DAN KONSELING
A. Standar Kompetensi:
Menguasai kerangka teoritik dan praksis bimbingan dan konseling.
B. Kompetensi Dasar:
- Menyusun program bimbingan dan konseling yang
berkelanjutan berdasarkan kebutuhan peserta didik secara komprehensif
dengan pendekatan perkembangan.
- Menyusun rencana pelaksanaan program bimbingan dan
konseling.
- Merencanakan sarana dan penyelenggaraan program
bimbingan dan konseling.
C. Materi
1. Pendahuluan
Sebelum menyusun program bimbingan dan konseling di sekolah tertentu, perlu
diketahui dulu apa yang ingin disusun. Pernyataan ini kedengarannya aneh,
tetapi kenyataan menunjukkan bahwa banyak program bimbingan di sekolah
berlangsung dari tahun ke tahun tanpa tujuan yang jelas.
Suatu
program bimbingan dan konseling yang baik biasanya mengikuti suatu pola
perencanaan tertentu, dan dapat melihat kondisi-kondisi yang akan dihadapi,
serta sanggup menghadapi perubahan-perubahan. Program disusun bersama oleh personil bimbingan dan
konseling dengan memperhatikan kebutuhan siswa, mendukung kebutuhan pendidik
untuk memfasilitasi pelayanan perkembangan siswa secara optimal dalam
pembelajaran dan mendukung pencapaian tujuan, misi dan visi sekolah. Program
yang telah disusun disampaikan pada semua pendidik di sekolah pada rapat dinas
agar terkembang jejaring layanan yang optimal.
2. Pengertian
Program Kerja Bimbingan dan Konseling
Program kerja adalah suatu rangkaian kegiatan yang disusun dan akan
dilaksanakan dalam suatu satuan waktu tertentu sehingga ada program
tahunan, program semesteran, program catur wulan, bulanan, mingguan dan
harian. untuk menyususun program kerja dibutuhkan kegiatan perencanaan.
Yang dimaksud dengan perencanaan adalah merancang suatu ide/gagasan kreatif dan
cerdas konseptual untuk memenuhi kebutuhan/memecahkan masalah dan kemudian
mengubah ide-ide itu ke dalam kegiatan/aktivitas nyata. Dalam hubungannya
dengan bimbingan dan konseling, perencanaan meliputi kegiatan menemukan
substansi material layanan untuk memenuhi kebutuhan khalayak sasaran,
menetapkan strategi penyampaian, menetapkan koordinator dan personil pelaksana,
mengidentifikasi dukungan sistem/sumber, dan menetapkan kalender kegiatan
3. Prinsip
Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling
Menurut Depdikbud (1975), beberapa prinsip penyusunan program bimbingan dan
konseling adalah sebagai berikut;
- Program Bimbingan dan Konseling harus diselaraskan dan
dipadukan dengan program pendidikan serta pengembangan peserta didik
- Penyusunan Program bimbingan dan konseling diawali
dengan need assesment (penilaian kebutuhan)
- Program bimbingan dan konseling harus fleksibel sesuai
dengan kebutuhan individu, masyarakat dan kondisi lembaga.
- Program bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan
- Perlu adanya penilaian yang teratur dan terarah
terhadap program bimbingan dan konseling yang disusun
Prinsip-prinsip penyusunan program sebagaimana disarikan dari pendapat Gysbers
dan Henderson (1988), adalah sebagai berikut;
- Program Bimbingan supaya disusun selaras dengan program
pendidikan dan pengajaran dari sekolah yang bersangkutan, dengan
memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada di sekolah.
- Pada waktu menelaah kebutuhan-kabutuhan, masalah dan
karakteristik siswa, supaya mengikutsertakan staf sekolah yang lain.
- Program bimbingan perlu diinformasikan pada seluruh
staf sekolah, sehingga mereka dapat memahami dan mau member dukungan
secara berkesinambungan.
- Kemampuan staf sekolah dalam bidang bimbingan dan
konseling perlu diketahui, yang meliputi: pengalaman kerja, pendidikan dan
pelatihan yang pernah diikuti, kepribadian, minat terhadap bimbingan,
latarbelakang kehidupannya, dan kemampuan memimpin.
- Meneliti macam-macam layanan dan kegiatan-kegiatan lain
yang sudah ada dan dilaksanakan di sekolah.
- Membuat analisis tentang layanan pokok bimbingan.
Program bimbingan yang dibuat harus mengacu pada hasil analisis tersebut.
- Perlu ditentukan siapa yang akan menjadi pemimpin
penyusunan program, dan pembagian tugas masing-masing.
4. Manfaat Program
Kerja Bimbingan dan Konseling
Program kerja yang disusun memliki manfaat di antaranya;
- pedoman pelaksanaan kegiatan bimbingan dan
konseling dalam satu satuan waktu
- Adanya kemudahan mengontrol dan mengevaluasi kegiatan
bimbingan yang dilakukan
- Terlaksananya program kegiatan bimbingan secara lancar,
efesien dan efektif.
- Tolok ukur keberhasilan pelaksanaan layanan bimbingan
dan konseling
5. Ciri-ciri
Program Kerja yang baik
Program kerja yang baik memliki ciri-ciri sebagai berikut.
- Program disusun dan dikembangkan berdasarkan kebutuhan
peserta didik
- Diatur menurut prioritas dan kemampuan petugas
- Program memiliki tujuan ideal, realistis dalam
pelaksanaan
- Lengkap dan menyeluruh
- Sistematis
- Terbuka dan luwes
- Memungkinkan kerjasama dengan semua fihak
- Adanya tindak lanjut untuk penyempurnaan program
6. Jenis
Program Kerja Bimbingan dan Konseling.
Program pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah disusun berdasarkan
kebutuhan peserta didik (need assessment) yang diperoleh melalui aplikasi
instrumentasi, dengan substansi program pelayanan mencakup: (1) empat bidang,
(2) jenis layanan dan kegiatan pendukung, (3) format kegiatan, (4) sasaran
pelayanan, dan (5) volume/beban tugas konselor.
Program pelayanan Bimbingan dan Konseling pada masing-masing satuan
sekolah/madrasah dikelola dengan memperhatikan keseimbangan dan kesinambungan
program antarkelas dan antarjenjang kelas, dan mensinkronisasikan program
pelayanan Bimbingan dan Konseling dengan kegiatan pembelajaran mata pelajaran
dan kegiatan ekstra kurikuler, serta mengefektifkan dan mengefisienkan
penggunaan fasilitas sekolah/ madrasah.
Dilihat dari jenisnya, program Bimbingan dan Konseling terdiri 5 (lima) jenis
program, yaitu:
- Program Tahunan, yaitu
program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama
satu tahun untuk masing-masing kelas di sekolah/madrasah.
- Program Semesteran, yaitu
program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama
satu semester yang merupakan jabaran program tahunan.
- Program Bulanan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling
meliputi seluruh kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran program
semesteran.
- Program Mingguan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling
meliputi seluruh kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran
program bulanan.
- Program Harian, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling yang
dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian
merupakan jabaran dari program mingguan dalam bentuk satuan layanan
(Satlan) dan atau satuan kegiatan pendukung (Satkung) Bimbingan dan
Konseling.
7. Beberapa
Kegiatan Yang Perlu Dilakukan Terkait Dengan Penyusunan Program Bimbingan
dan Konseling
- Analisis kebutuhan dan permasalahan siswa
- Penentuan tujuan BK yang hendak dicapai
- Analisis situasi dan Kondisi sekolah
- Penentuan jenis kegiatan yang akan dilakukan
- Penetapan metode dan teknik yang akan digunakan dalam
kegiatan
- Penetapan personil yang akan melaksanakan kegiatan
yang telah ditetapkan
- Persiapan fasilitas dan biaya pelaksanaan yg
direncanakan
- Perkiraan hambatan yang akan ditemui dan usaha yang
akan dilakukan dalam mengatasi hambatan
8. Tahap-Tahap Penyusunan
Program Bimbingan dan Konseling
Menurut Darminto (2011), Tahap penyusunan program Bimbingan dan Konseling
meliputi;
- Merumuskan rasional program
- Melakukan asesmen kebutuhan
- Merumuskan tujuan program
- Menetapkan struktur/isi program
- Mengidentifikasi sumber-sumber, dan
- Menyusun kalender bimbingan
Berikut ini di uraikan secara rinci tahap penyusunan program bimbingan dan
konseling.
a. Merumuskan
Rasional
Rasional berisi latar belakang
penyusunan pogram bimbingan didasarkan atas landasan konseptual, hukum maupun
empirik. Selain rasional penyusunan program bimbingan dan konseling juga
mempertimbangkan Visi da misi, berisi harapan yang diinginkan dari layanan
Bimbingan dan konseling yang mendukung visi , misi dan tujuan sekolah
- b. Asesmen Kebutuhan
- Untuk menemukan apa yang dibutuhkan oleh khalayak
sasaran (siswa dan sekolah)
- Untuk menetapkan tujuan program
- Untuk menetapkan sasaran evaluasi dan mendasari
akuntabilitas
- Kebutuhan layanan bimbingan, berisi data kebutuhan
siswa, pendidik dan institusi terhadap layanan bimbingan. Data diperoleh
dengan mempergunakan instrumen yang dapat dipertanggungjawabkan.
Langkah2 Asesmen
- Mengidentifikasi khalayak sasaran (siswa, guru, orang
tua, pimpinan, dst)
- Mengumpulkan data (integratif dan komprehensif) dengan
alat pengumpul data
- Klasifikasi (empat bidang BK) dan analisis (modifikasi
faktor- faktor penghambat dan pendukung perkembangan 4 bidang)
contoh: prestasi rendah
–
akademik/belajar (asesmen)
– informasi
teknik belajar, perbaikan pembelajaran, peningkatan motivasi, pengembangan
konsep diri, modifikasi kondisi hubungan keluarga, dst.
c. Merumuskan
Tujuan
Tujuan, berdasarkan kebutuhan
ditetapkan kompetensi yang dicapai siswa berdasarkan perkembangan
Tujuan umum dan tujuan khusus (bisa
dalam bentuk komptensi sasaran)
Contoh:
- Umum:
– Membantu siswa
mencapai perkembangan yang optimal dalam aspek akademik dapat merealisasikan
potensinya secara optimal dalam setiap kegiatan akademik)
- KHUSUS:
– Membantu siswa
memahami hakekat belajar
– Membantu siswa
memahami hubungan antara prestasi belajar dan keberhasilan karier di masa depan
– Membantu siswa
memperoleh informasi yg mencukupu tentang strategi belajar
– Membantu siswa
mengembangkan apresiasi positif terhadap sekolah dan belajar
– Membantu siswa
mengembangkan sikap positif terhap sekolah dan belajar
– Membentu siswa
membentuk kebiasaan belajar yang positif
– Membantu siswa
mengembangkan konsep diri akademik positif
d. Menetapkan
struktur isi program
Antara satu sekolah satu dengan
lainnya bisa berbeda tergantung pada kondisi masing-masing dan hasil asesmen
- Isi program konvensional:
– Penilaian
individual
– Layanan
informasi & orientasi
– Layanan
penempatan
– Layanan
bimbingan
– Layanan
konseling
– Konverensi
kasus
– evaluasi
- Komponen program: (1) layanan dasar, program yang
secara umum dibutuhkan oleh seluruh siswa pertingkatan kelas; (2) layanan
responsif, program yang secara khusus dibutuhakn untuk membatu para siswa
yang memerlukan layanan bantuan khusus; (3) layanan perencanaan
individual, program yang mefasilitasi seluruh siswa memiliki kemampuan
mengelola diri dan merancang masa depan; dan (4) dukungan sistem,
kebijakan yang mendukung keterlaksanaan program, program jejaring baik
internal sekolah maupun eksternal
- e. Identifikasi
Sumber-sumber
- Identifikasi ketersediaan sumber- sumber yang dapat dimanfaatkan
untuk memfasilitasi dan mengefektifkan pelaksanaan struktur isi program.
- Dapat berupa orang (tenaga ahli, profesional) atau
material (tempat, sarana dan prasarana).
- Sumber-sumber ini perlu diidentifikasi dan
didokumentasikan agar memudahkan akses jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
- Jika sumber-sumber tidak tersedia, pengembang program
harus dapat memanfaatkan/ menggunakan secara maksimal sumber-sumber yang
terbatas.
- Pengembang program dapat mengupayakan ketersediaan
sumber-sumber secara realistis (sesuai dengan kebutuhan, prioritas, dan
kemampuan).
- Perlu dibuat prioritas jika ketersediaan sumber-sumber
bimbingan terbatas.
- f. Kalender
Bimbingan dan Konseling
- Memungkinkan para personil bimbingan untuk menjadwalkan
kegiatan bimbingan secara sistematis dan komprehensif, sehingga mereka
dapat bekerja secara teratur dan tidak ada kebutuhan siswa yang tak
terlayani.
- Merupakan bagian dari program bimbingan sekolah dan
menyatakan semua aktivitas bimbingan yang direncanakan.
- Membantu untuk mengalokasikan waktu dan menghindari
benturan kegiatan.
- Menyatakan pengelolaan bimbingan yang baik, dan
menjamin penggunaan sumber-sumber secara tepat.
- Dibuat oleh pengembang program dengan melibatkan semua
staf bimbingan, bahkan juga orang tua dan masyarakat yang terkait dengan
implementasi program bimbingan.
- Dapat dibuat untuk masa satu tahun, satu semester, satu
bulan, atau mingguan.
- Berisikan pernyataan tentang tanggal, waktu, kelompok
sasaran, aktivitas bimbingan, dan sumber- sumber material dan orang yang
terlibat.
Bila dalam suatu sekolah sudah ada program yang dilaksanakan tetapi berdasarkan
hasil penilaian kurang dapat memenuhi kebutuhan siswa dan ingin diubah atau
dikembangkan, maka tahap-tahap yang dilaksanakan adalah sebagai berikut.
Tahap 1. Menciptakan iklim untuk
berubah
Suatu perubahan yang berhasil tergantung pada lingkungan yang positif dan mendukung.
Untuk itu perlu diciptakan iklim sekolah dan personel yang siap untuk diajak
dan mau mengadakan perubahan. Faktor pendukung ini meliputi kepala sekolah,
staf sekolah, orang tua siswa, siswa dan masyarakat. Instrumen yang dapat
dipakai untuk menjajagi pendapat adalah daftar cek, dan curah pendapat dengan
berbagai pihak untuk meningkatkan iklim yang menunjang.
Tahap 2. Menganalisis program
Menghubungkan antara apa yang sudah ada sekarang dengan perubahan membutuhkan
pengertian mengenai perbedaan antara apa yang sudah dilaksanakan sekarang
dengan apa yang akan dikembangkan. Hal ini mencakup persepsi siswa sebagai
subyek yang menggunakan program, persepsi pelaksana program, data empiris
tentang tujuan-tujuan yang ingin dicapai, dan gambaran mengenai hal yang akan
dilaksanakan. Untuk ini perlu diadakan survey kepada para pelaksana program dan
pemakai program, dengan instrumen daftar cek.
Tahap 3. Membuat pola program baru
Dalam tahap ini diputuskan macam program baru yang akan dibuat. Suatu program
yang berhasil memerlukan perencanaan yang baik dan teliti. Perencanaan itu
meliputi; isi, metode, sumber-sumber, cara mempromosikan, dan cara menilai
program.
Pengembangan Program Bimbingan dan
Konseling Komprehensif
Layanan bimbingan dan konseling
merupakan kegiatan yang terencana berdasarkan pengukuran kebutuhan (need
asessment) yang diwujudkan dalam bentuk program bimbingan dan konseling.
Program bimbingan dan konseling di sekolah dapat disusun secara makro untuk 3
(tiga) tahun, meso 1 (satu) tahun dan mikro sebagai kegiatan operasional dan
memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan khusus. Program menjadi landasan yang jelas
terukur layanan profesional yang diberikan oleh konselor di sekolah.
Program bimbingan dan konseling
disusun berdasarkan struktur program dan bimbingan dan konseling perkembangan.
1. Komponen (Struktur) Program
Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Struktur program bimbingan
diklasifikasikan ke dalam empat jenis layanan, yaitu : (a) layanan dasar
bimbingan; (b) layanan responsif, (c) la- yanan perencanaan individual, dan (d)
layanan dukungan sistem. Keterkaitan keempat komponen program bimbingan dan
konseling ini dapat digambarkan pada gambar 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar