Senin, 25 Februari 2013

PENGEMBANGAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING


PENGEMBANGAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING
  A.    Standar Kompetensi:
      Menguasai kerangka teoritik dan praksis bimbingan dan konseling.  
B.     Kompetensi Dasar:
  1.  
    1. Menyusun program bimbingan dan konseling yang berkelanjutan berdasarkan kebutuhan peserta didik secara komprehensif dengan pendekatan perkembangan.
    2. Menyusun rencana pelaksanaan program bimbingan dan konseling.
    3. Merencanakan sarana dan penyelenggaraan program bimbingan dan konseling.
  C.    Materi
1.        Pendahuluan
      Sebelum menyusun program bimbingan dan konseling di sekolah tertentu, perlu diketahui dulu apa yang ingin disusun. Pernyataan ini kedengarannya aneh, tetapi kenyataan menunjukkan bahwa banyak program bimbingan di sekolah berlangsung dari tahun ke tahun tanpa tujuan yang jelas. 
      Suatu program bimbingan dan konseling yang baik biasanya mengikuti suatu pola perencanaan tertentu, dan dapat melihat kondisi-kondisi yang akan dihadapi, serta sanggup menghadapi perubahan-perubahan. Program disusun bersama oleh personil bimbingan dan konseling dengan memperhatikan kebutuhan siswa, mendukung kebutuhan pendidik untuk memfasilitasi pelayanan perkembangan siswa secara optimal dalam pembelajaran dan mendukung pencapaian tujuan, misi dan visi sekolah. Program yang telah disusun disampaikan pada semua pendidik di sekolah pada rapat dinas agar terkembang jejaring layanan yang optimal.
2.        Pengertian Program Kerja Bimbingan dan Konseling
      Program kerja adalah suatu rangkaian kegiatan yang disusun dan akan dilaksanakan dalam suatu satuan waktu tertentu sehingga ada  program tahunan, program semesteran, program  catur wulan, bulanan, mingguan dan harian. untuk menyususun program kerja dibutuhkan kegiatan perencanaan.  Yang dimaksud dengan perencanaan adalah merancang suatu ide/gagasan kreatif dan cerdas konseptual untuk memenuhi kebutuhan/memecahkan masalah dan kemudian mengubah ide-ide itu ke dalam kegiatan/aktivitas nyata. Dalam hubungannya dengan bimbingan dan konseling, perencanaan meliputi kegiatan menemukan substansi material layanan untuk memenuhi kebutuhan khalayak sasaran, menetapkan strategi penyampaian, menetapkan koordinator dan personil pelaksana, mengidentifikasi dukungan sistem/sumber, dan menetapkan kalender kegiatan   
3.        Prinsip Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling
      Menurut Depdikbud (1975), beberapa prinsip penyusunan program bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut;
  1. Program Bimbingan dan Konseling harus diselaraskan dan dipadukan dengan program pendidikan serta pengembangan peserta didik
  2. Penyusunan Program bimbingan dan konseling diawali dengan need assesment (penilaian kebutuhan)
  3. Program bimbingan dan konseling harus fleksibel sesuai dengan kebutuhan individu, masyarakat dan kondisi lembaga.
  4. Program bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan
  5. Perlu adanya penilaian yang teratur dan terarah terhadap program bimbingan dan konseling yang disusun
      Prinsip-prinsip penyusunan program sebagaimana disarikan dari pendapat Gysbers dan Henderson (1988), adalah sebagai berikut;
  1. Program Bimbingan supaya disusun selaras dengan program pendidikan dan pengajaran dari sekolah yang  bersangkutan, dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada di sekolah.
  2. Pada waktu menelaah kebutuhan-kabutuhan, masalah dan karakteristik siswa, supaya mengikutsertakan staf sekolah yang lain.
  3. Program bimbingan perlu diinformasikan pada seluruh staf sekolah, sehingga mereka dapat memahami dan mau member dukungan secara berkesinambungan.
  4. Kemampuan staf sekolah dalam bidang bimbingan dan konseling perlu diketahui, yang meliputi: pengalaman kerja, pendidikan dan pelatihan yang pernah diikuti, kepribadian, minat terhadap bimbingan, latarbelakang kehidupannya, dan kemampuan memimpin.
  5. Meneliti macam-macam layanan dan kegiatan-kegiatan lain yang sudah ada dan dilaksanakan di sekolah.
  6. Membuat analisis tentang layanan pokok bimbingan. Program bimbingan yang dibuat harus mengacu pada hasil analisis tersebut.
  7. Perlu ditentukan siapa yang akan menjadi pemimpin penyusunan program, dan pembagian tugas masing-masing.
4.        Manfaat Program Kerja Bimbingan dan Konseling
      Program kerja yang disusun memliki manfaat di antaranya;
  1.  pedoman pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling dalam satu satuan waktu
  2. Adanya kemudahan mengontrol dan mengevaluasi kegiatan bimbingan yang dilakukan
  3. Terlaksananya program kegiatan bimbingan secara lancar, efesien dan efektif.
  4. Tolok ukur keberhasilan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling
5.        Ciri-ciri Program Kerja yang baik
      Program kerja yang baik memliki ciri-ciri sebagai berikut.
  1. Program disusun dan dikembangkan berdasarkan kebutuhan peserta didik
  2. Diatur menurut prioritas dan kemampuan petugas
  3. Program memiliki tujuan ideal, realistis dalam pelaksanaan
  4. Lengkap dan menyeluruh
  5. Sistematis
  6. Terbuka dan luwes
  7. Memungkinkan kerjasama dengan  semua fihak
  8. Adanya tindak lanjut untuk penyempurnaan program
6.        Jenis Program Kerja Bimbingan dan Konseling.
      Program pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah disusun berdasarkan kebutuhan peserta didik (need assessment) yang diperoleh melalui aplikasi instrumentasi, dengan substansi program pelayanan mencakup: (1) empat bidang, (2) jenis layanan dan kegiatan pendukung, (3) format kegiatan, (4) sasaran pelayanan, dan (5) volume/beban tugas konselor.
      Program pelayanan Bimbingan dan Konseling pada masing-masing satuan sekolah/madrasah dikelola dengan memperhatikan keseimbangan dan kesinambungan program antarkelas dan antarjenjang kelas, dan mensinkronisasikan program pelayanan Bimbingan dan Konseling dengan kegiatan pembelajaran mata pelajaran dan kegiatan ekstra kurikuler, serta mengefektifkan dan mengefisienkan penggunaan fasilitas sekolah/ madrasah.
      Dilihat dari jenisnya, program Bimbingan dan Konseling terdiri 5 (lima) jenis program, yaitu:
  1. Program Tahunan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas di sekolah/madrasah.
  2. Program Semesteran, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran program tahunan.
  3. Program Bulanan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran program semesteran.
  4. Program Mingguan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran program bulanan.
  5. Program Harian, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling yang dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian merupakan jabaran dari program mingguan dalam bentuk satuan layanan (Satlan) dan atau satuan kegiatan pendukung (Satkung) Bimbingan dan Konseling.
7.            Beberapa Kegiatan Yang Perlu Dilakukan Terkait Dengan Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling
    1. Analisis kebutuhan dan permasalahan siswa
    2. Penentuan tujuan BK yang hendak dicapai
    3. Analisis situasi dan Kondisi sekolah
    4. Penentuan jenis kegiatan yang akan dilakukan
    5. Penetapan metode dan teknik yang akan digunakan dalam kegiatan
    6. Penetapan personil yang akan melaksanakan kegiatan yang telah ditetapkan
    7. Persiapan fasilitas dan biaya pelaksanaan yg direncanakan
    8. Perkiraan hambatan yang akan ditemui dan usaha yang akan dilakukan dalam mengatasi hambatan
8.            Tahap-Tahap Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling
            Menurut Darminto (2011), Tahap penyusunan program Bimbingan dan Konseling  meliputi;
  1. Merumuskan rasional program
  2. Melakukan asesmen kebutuhan
  3. Merumuskan tujuan program
  4. Menetapkan struktur/isi program
  5. Mengidentifikasi sumber-sumber, dan
  6. Menyusun kalender bimbingan
            Berikut ini di uraikan secara rinci tahap penyusunan program bimbingan dan konseling.
a.      Merumuskan Rasional
Rasional berisi latar belakang penyusunan pogram bimbingan didasarkan atas landasan konseptual, hukum maupun empirik. Selain rasional penyusunan program bimbingan dan konseling juga mempertimbangkan Visi da misi, berisi harapan yang diinginkan dari layanan Bimbingan dan konseling yang mendukung visi , misi dan tujuan sekolah

  1. b.      Asesmen Kebutuhan
  • Untuk menemukan apa yang dibutuhkan oleh khalayak sasaran (siswa dan sekolah)
  • Untuk menetapkan tujuan program
  • Untuk menetapkan sasaran evaluasi dan mendasari akuntabilitas
  • Kebutuhan layanan bimbingan, berisi data kebutuhan siswa, pendidik dan institusi terhadap layanan bimbingan. Data diperoleh dengan mempergunakan instrumen yang dapat dipertanggungjawabkan.
Langkah2 Asesmen
  • Mengidentifikasi khalayak sasaran (siswa, guru, orang tua, pimpinan, dst)
  • Mengumpulkan data (integratif dan komprehensif) dengan alat pengumpul data
  • Klasifikasi (empat bidang BK) dan analisis (modifikasi faktor- faktor penghambat dan pendukung perkembangan 4 bidang)
contoh: prestasi rendah
–     akademik/belajar (asesmen)
–     informasi teknik belajar, perbaikan pembelajaran, peningkatan motivasi, pengembangan konsep diri, modifikasi kondisi hubungan keluarga, dst.
  c.       Merumuskan Tujuan
Tujuan, berdasarkan kebutuhan ditetapkan kompetensi yang dicapai siswa berdasarkan perkembangan
Tujuan umum dan tujuan khusus (bisa dalam bentuk komptensi sasaran)
Contoh:
  • Umum:
–    Membantu siswa mencapai perkembangan yang optimal dalam aspek akademik dapat merealisasikan potensinya secara optimal dalam setiap kegiatan akademik)
  • KHUSUS:
–    Membantu siswa memahami hakekat belajar
–    Membantu siswa memahami hubungan antara prestasi belajar dan keberhasilan karier di masa depan
–    Membantu siswa memperoleh informasi yg mencukupu tentang strategi belajar
–    Membantu siswa mengembangkan  apresiasi positif terhadap sekolah dan belajar
–    Membantu siswa mengembangkan sikap positif terhap sekolah dan belajar
–    Membentu siswa membentuk kebiasaan belajar yang positif
–    Membantu siswa mengembangkan konsep diri akademik positif
d.      Menetapkan struktur isi program
Antara satu sekolah satu dengan lainnya bisa berbeda tergantung pada kondisi masing-masing dan hasil asesmen
  • Isi program konvensional:
–     Penilaian individual
–     Layanan informasi & orientasi
–     Layanan penempatan
–     Layanan bimbingan
–     Layanan konseling
–     Konverensi kasus
–     evaluasi
  • Komponen program: (1) layanan dasar, program yang secara umum dibutuhkan oleh seluruh siswa pertingkatan kelas; (2) layanan responsif, program yang secara khusus dibutuhakn untuk membatu para siswa yang memerlukan layanan bantuan khusus; (3)  layanan perencanaan individual, program yang mefasilitasi seluruh siswa memiliki kemampuan mengelola diri dan merancang masa depan; dan (4) dukungan sistem, kebijakan yang mendukung keterlaksanaan program, program jejaring baik internal sekolah maupun eksternal
  • e.       Identifikasi Sumber-sumber
  • Identifikasi ketersediaan sumber- sumber yang dapat dimanfaatkan untuk memfasilitasi dan mengefektifkan pelaksanaan struktur isi program.
  • Dapat berupa orang (tenaga ahli, profesional) atau material (tempat, sarana dan prasarana).
  • Sumber-sumber ini perlu diidentifikasi dan didokumentasikan agar memudahkan akses jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
  • Jika sumber-sumber tidak tersedia, pengembang program harus dapat memanfaatkan/ menggunakan secara maksimal sumber-sumber yang terbatas.
  • Pengembang program dapat mengupayakan ketersediaan sumber-sumber secara realistis (sesuai dengan kebutuhan, prioritas, dan kemampuan).
  • Perlu dibuat prioritas jika ketersediaan sumber-sumber bimbingan terbatas.
  • f.       Kalender Bimbingan dan Konseling
  • Memungkinkan para personil bimbingan untuk menjadwalkan kegiatan bimbingan secara sistematis dan komprehensif, sehingga mereka dapat bekerja secara teratur dan tidak ada kebutuhan siswa yang tak terlayani.
  • Merupakan bagian dari program bimbingan sekolah dan menyatakan semua aktivitas bimbingan yang direncanakan.
  • Membantu untuk mengalokasikan waktu dan menghindari benturan kegiatan.
  • Menyatakan pengelolaan bimbingan yang baik, dan menjamin penggunaan sumber-sumber secara tepat.
  • Dibuat oleh pengembang program dengan melibatkan semua staf bimbingan, bahkan juga orang tua dan masyarakat yang terkait dengan implementasi program bimbingan.
  • Dapat dibuat untuk masa satu tahun, satu semester, satu bulan, atau mingguan.
  • Berisikan pernyataan tentang tanggal, waktu, kelompok sasaran, aktivitas bimbingan, dan sumber- sumber material dan orang yang terlibat. 
            Bila dalam suatu sekolah sudah ada program yang dilaksanakan tetapi berdasarkan hasil penilaian kurang dapat memenuhi kebutuhan siswa dan ingin diubah atau dikembangkan, maka tahap-tahap yang dilaksanakan adalah sebagai berikut.
Tahap 1. Menciptakan iklim untuk berubah
            Suatu perubahan yang berhasil tergantung pada lingkungan yang positif dan mendukung. Untuk itu perlu diciptakan iklim sekolah dan personel yang siap untuk diajak dan mau mengadakan perubahan. Faktor pendukung ini meliputi kepala sekolah, staf sekolah, orang tua siswa, siswa dan masyarakat. Instrumen yang dapat dipakai untuk menjajagi pendapat adalah daftar cek, dan curah pendapat dengan berbagai pihak untuk meningkatkan iklim yang menunjang.  
Tahap 2. Menganalisis program
            Menghubungkan antara apa yang sudah ada sekarang dengan perubahan membutuhkan pengertian mengenai perbedaan antara apa yang sudah dilaksanakan sekarang dengan apa yang akan dikembangkan. Hal ini mencakup persepsi siswa sebagai subyek yang menggunakan program, persepsi pelaksana program, data empiris tentang tujuan-tujuan yang ingin dicapai, dan gambaran mengenai hal yang akan dilaksanakan. Untuk ini perlu diadakan survey kepada para pelaksana program dan pemakai program, dengan instrumen daftar cek.
Tahap 3. Membuat pola program baru
            Dalam tahap ini diputuskan macam program baru yang akan dibuat. Suatu program yang berhasil memerlukan perencanaan yang baik dan teliti. Perencanaan itu meliputi; isi, metode, sumber-sumber, cara mempromosikan, dan cara menilai program.
Pengembangan Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif
Layanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang terencana berdasarkan pengukuran kebutuhan (need asessment) yang diwujudkan dalam bentuk program bimbingan dan konseling. Program bimbingan dan konseling di sekolah dapat disusun secara makro untuk 3 (tiga) tahun, meso 1 (satu) tahun dan mikro sebagai kegiatan operasional dan memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan khusus. Program menjadi landasan yang jelas terukur layanan profesional yang diberikan oleh konselor di sekolah.
Program bimbingan dan konseling disusun berdasarkan struktur program dan bimbingan dan konseling perkembangan.
1. Komponen (Struktur) Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Struktur program bimbingan diklasifikasikan ke dalam empat jenis layanan, yaitu : (a) layanan dasar bimbingan; (b) layanan responsif, (c) la- yanan perencanaan individual, dan (d) layanan dukungan sistem. Keterkaitan keempat komponen program bimbingan dan konseling ini dapat digambarkan pada gambar 1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar