Minggu, 30 Maret 2014

RISET PTK dan AKSI



RISET PTK dan AKSI
A.      Pengertian PTK dan Aksi
Penelitian Tindakan Kelas atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan classroomaction research sejak lama berkembang di negara-negara maju seperti Inggris. Australiadan Amerika. Ahli-ahli pendidikan di negara tersebut menaruh perhatian yang cukupbesar terhadap PTK. Mengapa demikian? Karena jenis penelitian ini mampumenawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkanprofesionalisme dalam proses belajar mengajar di kelas dengan melihat indicator keberhasilan proses pembelajaran. Dalam hal ini McNift (1992:1) seperti dikutip Suyanto(1997:2) memandang PTK sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh gurusendiri dan hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk mengembangkankurikulum, sekolah, dan pengembangan dalam proses belajar mengajar.
Dalam PTK guru dapat meneliti sendiri terhadap praktek pembelajaran yangdilakukan di kelas. Dengan PTK, guru dapat melakukan penelitian terhadap siswa dariberbagai aspek selama proses pembelajaran berlangsung. Melalui penelitian tindakankelas ini guru dapat melakukan penelitian terhadap proses atau hasil yang diperolehsecara reflektif di kelas, sehingga hasil penelitian dapat diapakai untuk memperbaikipraktek pembelajarannya.Penelitian Tindakan Kelas juga dapat menjebatani kesenjangan antara teori danpraktek pendidikan. Hal ini dapat terjadi dikarenakan setelah seseorang melakukanpenelitian terhadap kegiatannya sendiri, di kelasnya sendiri, dengan melibatkansiswanya sendiri, melalui suatu tindakan yang direncanakan, dilaksanakan dandievaluasi, guru tersebut akan memperoleh umpan balik yang sistematis mengenai apayang selama ini selalu dilakukan dalam kegiatan pembelajarannya. Dengan demikianguru dapat membuktikan apakah suatu teori pembelajaran dapat diterapkan denganbaik di kelas yang dimilikinya. Jika sekiranya ada teori yang tidak cocok dengan kondisikelasnya, melalui PTK guru dapat mengadaptasi teori yang ada untuk kepentinganproses atau produk pembelajaran yang lebih efektif.
Dari uraian di atas dapat didefinisikan pengertian PTK secara lebih tegas. Secarasingkat PTK didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektifdengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki danmeningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional. Sebagaicontoh jika guru merasa bahwa minat siswa terhadap mata pelajaran sejarah rendah,keadaan ini sangat menghambat pencapaian tujuan pembelajaran, maka guru dapatmelakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan minat belajar sejarah siswa.Dalam penelitian tindakan kelasnya guru dapat mencoba tindakan-tindakan tertentumisalnya memanfaatkan media gambar, radio, televisi, menggunakan metode-metodeinovatif yang mampu membangkitkan minat belajar. Dengan tindakan-tindakantersebut guru akan memperoleh umpan balik yang lebih berarti dan dapat digunakanuntuk meningkatkan kinerjanya.

B.       Karakteristik PTK
Masalah yang diangkat untuk dipecahkanmelalui PTK harus selalu berangkat daripersoalan praktik pembelajaran sehari-hari yangdihadapi oleh guru. Di kelas, PTK akan dapatdilaksanakan jika guru sejak awal memangmenyadari adanya persoalan yang terkaitdengan proses dan produk pembelajaran yangdihadapinya di kelas.
PTK tidak diperlukan jika seorang gurumerasa bahwa apa yang dipraktikkannya sehari-haridi kelas tidak bermasalah. Yang menjadi soal adalah tidak semua guru mampu melihatsendiri apa yang telah dilakukannya selama dikelas, maka perlu bantuan orang lain untukmelihat apa yang selama ini dilakukan dalamproses pembelajaran di kelasnya. Guru dandosen pembimbing dapat duduk bersamaberdiskusi untuk mencari dan merumuskanpersoalan pembelajaran di kelas. Guru dandosen pembimbing dapat melakukan PTKsecara kolaboratif-partisipatif.Karakteristik khas : tindakan-tindakan(aksi) tertentu untuk memperbaiki prosespembelajaran di kelas. Secara spesifik Isaac danMichael (1980) mengemukan ciri-ciri penelitiantindakan adalah:
1.      Bersifat praktis dan relevan dengan situasiaktual dalam dunia kerja.
2.      Menyediakan kerangka kerja yang teraturuntuk memecahkan masalah ataupengembangan.
3.      Bersifat empiris, fleksible dan adaptif, yaitumudah diubah dan dapat disesuaikandengan tuntutan tindakan selama masapenelitian.

C.      Tujuan dan Manfaat PTK
Penelitian tindakan kelas, bertujuan untukmeningkatkan atau memperbaiki praktikpembelajaran yang seharusnya dilakukan olehguru secara profesional. Saat ini masyarakat kitaberkembang begitu cepat. Akibatnya tuntutanterhadap layanan pendidikan yang harusdilakukan guru juga meningkat. Untukmeningkatkan atau memperbaiki layananpendidikan bagi guru dalam kontekspembelajaran di kelas, bahkan Mc Niff (1992) menegaskan bahwa dasar utama dilaksanakannyaPTK guru dapat melakukan berbagai tindakan alternatif dalam memecahkan berbagai persoalan pembelajaran di kelas.
Penelitian Tindakan Kelas dapatmenjembatani kesenjangan antara teori danpraktik pendidikan. Hal ini terjadi karena setelahmeneliti kegiatannya sendiri, di kelas sendiri,dengan melibatkan siswanya sendiri, melaluisebuah tindakan-tindakan yang direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi, guru akanmemperoleh umpan balik yang sistematikmengenai apa yang selama ini selalu dilakukandalam kegiatan belajar pembelajaran. Disamping itu seorang/peneliti/praktisi akandapat merasakan, menghayati dan menentukanapakah praktek pendidikan selama ini telahsesuai, dan berlangsung dengan baik sehinggamencapai kadar kualitas yang seharusnya,efektif dan efisien.
Lebih lanjut PTK dapat meningkatkankualitas proses dan produk pembelajarannyatanpa mengorbankan proses pembelajaran,tidak membebani pekerjaan guru dalamkesehariannya, tidak mengganggu pencapaiantarget kurikulernya serta dapat mengadaptasiteori yang ada untuk kepentingan proses danproduk. Akhirnya melalui PTK berbagai inovasidalam bidang pendidikan dapat dilakukansesuai dengan kemampuan guru dan keadaanlingkungan.
Dilihat dari manfaatnya, PTK bermanfaatdalam inovasi pembelajaran, pengembangankurikulum di tingkat sekolah dan tingkat kelasserta peningkatan profesionalisme guru. Dalaminovasi pembelajaran, guru perlu selalu mencobamengubah, mengembangkan dan meningkatkangaya pembelajarannya dan melakukan model pembelajaran yang sesua dengan tuntutanmasyarakat. Di samping penelitian itu berangkatdari realitas kegiatan guru, dalam prosespenelitian tindakan sangat terbuka bagi guruuntuk merumuskan masalahnya sendiri,meneliti sendiri dan kemudian mengevaluasisendiri efektivitas model-model pembelajaran dikelasnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Rapoport (1970) antara lain menyatakan bahwapenelitian tindakan memiliki kepedulianterhadap pemecahan persoalan-persoalanpraktik yang dihadapi oleh manusia dalampekerjaannya sehari-hari. Dalam aspekpengembangan kurikulum, PTK dimanfaatkansecara efektif oleh guru. Guru kelas jugabertanggung jawab terhadap pengembangankurikulum dalam level sekolah dan atau kelas(sebagai salah satu masukan). Apalagi dalamKTSP guru dan sekolah diharapkan aktifmengembangkan kurikulum tingkat sekolah.PTK dapat membantu guru untuk lebih dapatmemahami hakikat pengembangan kurikulumsecara empirik dan bukan hanya sekedarpemahaman yang bersifat teroritis.Selanjutnya PTK dilihat dari aspekprofesionalisme guru dalam proses pembelajaran,memiliki manfaat yang sangat penting.Untuk memahami apa yang terjadi di kelas dankemudian meningkatkannya menuju arahperbaikan-perbaikan secara profesional. Bahkandalam konteks profesionalisme guru, guruditantang untuk memiliki keterbukaan terhadappengalaman dan proses-proses pembelajaranyang baru. Keterlibatan guru dalam PTK dapatmeningkatkan profesionalisme guru dalamproses pembelajaran.

D.      Prinsip-Prinsip PTK
Agar peneliti memperoleh kejelasan yang lebih baik tentang penelitian tindakan,perlu kiranya dipahami prinsip-prinsip yang harus dipenuhi apabila akan melakukanpenelitian tindakan kelas.Hopkins (dalam Aqib, 2007), mengemukakan ada enam prinsip yang harusdiperhatikan dalam PTK, yaitu: (1) Metoede PTK yang diterapkan seyogyanya tidak menggangg komitmen sebagai pengajar; (2) metode pengumpulan data yang digunakantidak menuntut waktu yang berlebihan karena dilakukan sesuai dengan jadwal pelajaran; (3)metodologi yang digunakan harus reliable; (4) masalah program yang diusahakan adalahmasalah yang merisaukankan, dan didasarkan pada tanggung jawab professional; (5) Dalammenyelenggarakan PTK, guru harus selalu bersikap konsisten dan memiliki kepeduliantinggi terhadap proses dan prosedur yang berkaitan dengan pekerjaannya; (6) PTK tidakdilakukan sebatas dalam konteks kelas atau mata pelajaran tertentu melainkan denganperspektif misi sekolah secara keseluruhan.Sedangkan menurut Arikunto dkk (200) prinsip-prinsip PTK yang harusdipetrhatikan apabila ingin melakukan PTK dengan baik, yaitu: (1) Kegiatan nyata dalamsituasi rutin, yaitu penelitian dilakukan tanpa mengubah situasi rutin; (2) adanya kesadarandiri untuk memperbiki kinerja; (3) SWOT sebagai dasar berpijak, yaitu penelitian tindakanharus dimulai dengan melakukan analisis SWOT; (4) PTK adalah upaya empiris dansistremik; (5) mengikuti prinsip SMART dalam perencanaan, yaitu:
1.    S – specifik, khusus, tidak terlalu umum
2.    M – Managable, dapat dikelola, dilaksanakan
3.    A – Acceptable, dapat diterima lingkungan, atau Achievable, dapat dicapai, dijangkau
4.    R – Realisti, operasional, tidak di luar jangkauan, dan
5.    T – Time-bound, diikat oleh waktu tertentu.
Selanjutnya Arikunto menjelaskan bahwa di antara unsur dalam SMART, unsur yangsangat penting karena terkait dengan subjek yang dikenai tindakan adalah unsur ke tiga,yaitu A:Acceptable, dapat diterima oleh subjek yang akan diminta melakukan sesuatu olehguru. Oleh karena itu, sebelum guru melakukan lebih lanjut tentang tindakan yang akandiberikan, mereka harus diajak bicara. Tindakan yang akan diberikan oleh guru dan akanmereka lakukan harus disepakati secara sukarela. Dengan demikian, guru dapatmengharapkan tindakan yang dilakukan oleh siswa dilandasi atas kesadaran dan kemauanpenuh. Dampak dari kemauan penuh itu menghasilkan semangat atau kegairahann yang tinggi.

E.       Model-Model PTK
Ada beberapa model Penelitian Tindakan Kelas. Berikut akan dibahas tiga model
Penelitian Tindakan Kelas.

1.    Model Kurt Lewin
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi
Kurt Lewin menyatakan bahwa PTK terdiri atas beberapa siklus, setiap siklus terdiriatas empat langkah, yaitu: (1) perencanaan, (2) aksi atau tindakan, (3) observasi, dan (4)refleksi. Keempat langkah tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:









Gambar 1: Model Penelitian Kurt Lewin
(diadaptasi dari Depdiknas, 2005)


2.    Model Kemmis dan Mc Taggart
Konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin dikembangkan oleh Kemmis& Mc. Taggart. Komponen tindakan (acting) dengan pengamatan (observing) disatukandengan alasan kedua kegiatan itu tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena keduakegitan harusalah dilakukan dalam satu kesatuan waktu. Begitu berlangsung suatukegiatan dilakukan, kegiatan observasi harus dilakukan sesegera mungkin. Bentukmodel dari Kemmis dan Mc. Taggart dapat divisualisasikan sebagai berikut:





Perencanaan
Perencanaan
Tindakan
Tindakan
Observasi
Observasi
Refleksi
Refleksi
 












Gambar 2. Model Penelitian Taggartdan Kemmis
Model Kemmis & Mc. Taggart bila dicermati hakekatnya berupa perangkatperangkatatau untaian–untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponenyaitu perencanaan,tindakan, pengamatan dan refleksi. Untaian tersebut dipandangsebagai suatu siklus. Oleh karena itu pengertian siklus di sini adalah putaran kegiatanyang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Banyaknya siklusdalam penelitian tindakan kelas tergantung dari permasalahan yang perlu dipecahkan,semakin banyak permasalahan yang ingin dipecahkan semakin banyak pula siklus yangakan dilalui. Jika suatu penelitian tindakan kelas ingin mengkaitkan materi pelajarandan kompetensi dasar dengan sendirinya jumlah siklus untuk setiap mata pelajaranmelibatkan lebih dari dua siklus.(Depdiknas, 2005).
3.    Model John Elliot
Perencanaan
Perencanaan
Pelaksanaan
Pelaksanaan
Siklus I
Siklus II
Refleksi
Refleksi
Pengamatan
Pengamatan
Model ini dikembangkan oleh Elliot & Edelman. Mereka mengembangkan modeldari Kemmis, dibuat lebih rinci pada setiap tingkatannya, agar lebih memudahkan dalamtindakannya. Proses yang telah dilaksanakan dalam semua tingkatan tersebut digunakanuntuk menyusun laporan penelitian. Dalam penelitian tindakan model Elliot, setelah ditemukan ide dan permasalahan yan menyangkut dengan peningkatan praktis maka dilakukan tahapan reconnaissance atau peninjauan ke lapangan. Tujuan peninjauan adalah untuk melakukan semacam studi kelayakan untuk mensinkronkan antara ide utama dan perencanaan dengan kondisi lapangan, sehingga diperoleh perencanaan yang lebih efektif dan dibutuhkan subjek yang diteliti. Setelah diperoleh perencanaan yang baik dan sesuai dengan keadaan lapngan maka tindakan yang terencana dan sistematis dapat diberikan kepada subjek yang diteliti. Pada akhir tindakan, peneliti melakukan kegiatan monitoring terhadap efek tindakan yang mungkin berupa keberhasilan dan hambatan disertai dengan faktor-faktor penyebabnya. Atas dasar hasil monitoring tersebut, peneliti dapat menggunakannya sebagai bahanperbaikan yang dapat diterapkan pada langkah tindakan kedua dan seterusnya sampaidiperoleh informasi atau kesimpulan tentang apakah permasalahan yang telahdirumuskandapat dipecahkan.
Perencanaan
Perencanaan
Pelaksanaan
Pelaksanaan
Siklus I
Siklus II
Refleksi
Refleksi
Pengamatan
Pengamatan
 










Gambar 3. Riset Aksi Menurut John Elliot

F.       Pelaksanaan PTK
1.    Prosedur Pelaksanaan PTK
PTK dilaksanakan melalui proses pengkajian bersiklus yang terdiri dari empat tahap, yaitu:
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi
 


Menurut Taggart (dalam Aqib, 2007) prosedur pelaksanaan PTK mencakup:
a.    Penetapan fokus masalah penelitian;
1)   Merasakan adanya masalah
2)   Analisis masalah
3)   Perumusan masalah
b.    Perencanaan Tindakan
Rencana PTK hendaknya disusun berdasarkan hasil pengamatan awal refleksifterhadap pembelajaran. Pada prinsipnya, tindakan yang direncanakan hendaknya (1)membantu diri sendiri dalam (a) mengatasi kendala pembelajaran, (b) bertindak secara lebih tepat-guna dalam kelas, dan (c) meningkatkan keberhasilan pembelajaran; dan (2) membantu diri sendiri menyadari potensi baru untuk melakukan tindakan gunameningkatkan kualitas kerja. Untuk itu dalam perencanaan tindakan ini yang harusdilakukan oleh guru yang akan melakukan PTK adalah: (1) membuat skenario pembelajaran,(2) menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas, (3) menyiapkaninstrumen untuk merekam dan menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan, (4)melaksanakan simulasi tindakan perbaikan untu menguji keterlaksanaan rancangan.
c.    Pelaksanaan Tindakan
Skenario tindakan yang telah direncanakan, dilaksanakan dalam situasi yang aktual.Pada saat yang bersamaan kegiatan ini juga disertai dengan kegiatan observasi, daninterrelasi, serta diikuti dengan kegiatan refleksi.





Identifikasi Masalah
Perencanaan
Observasi
Refleksi
Aksi
Refleksi
Aksi
Observasi
Perencanaan ulang






















d.   Pengamatan Interpretasi (Observasi)
Pengamatan (observasi) tindakan di kelas berfungsi untuk mendokumentasikanpengaruh tindakan bersama prosesnya. Observasi itu berorientasi ke depan, tetapimemberikan dasar bagi refleksi sekarang, lebih-lebih lagi ketika siklus terkait masihberlangsung. Perlu dijaga agar observasi: (1) direncanakan agar (a) ada dokumen sebagai dasar refleksi berikutnya dan (b) fleksibel dan terbuka untuk mencatat hal-hal yang tak terduga; (2) dilakukan secara cermat karena tindakan di kelas selalu akan dibatasi oleh kendala realitas kelas yang dinamis, diwarnai dengan hal-hal tak terduga; (3) bersifat responsif, terbuka pandangan dan pikirannya. Dalam PTK yang diamati adalah (a) proses tindakannya, (b) pengaruh tindakan (yang disengaja dan tak sengaja), (c) keadaan dan kendala tindakan, (d) bagaimana keadaan dan kendala tersebut menghambat atau mempermudah tindakan yang telah direncanakan dan pengaruhnya, dan (e) persoalan lain yang timbul.
e.    Refleksi
Melalui refleksi seorang pelaksana PTK berusaha (1) memahami proses, masalah,persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan strategik, dengan mempertimbangkanragam perspektif yang mungkin ada dalam situasi pembelejaran di kelas, dan (2) memahamipersoalan pembelajaran dan keadaan kelas di mana pembelajan dilaksanakan. Sehubungandengan itu, maka pada bagian refleksi dilakukan analisis data mengenai proses, masalah,dan hambatan yang dijumpai dan dilanjutkan dengan refleksi terhadap dampakpelaksanaan tindakan yang dilaksanakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar