Minggu, 30 Maret 2014

PERAN KONSELOR dan ISU ETIS dan LEGAL dalam BK KELOMPOK



Peran Konselor dan Isu Etis dan Legal dalam BK Kelompok


PAPER
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pendekatan Kelompok Dalam Bimbingan dan Konseling
Yang dibina oleh Ibu Dr. Dhany Moenindyah Handarini, MA



Oleh
Akhmad Sugianto
130111809209










PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
SEPTEMBER 2013
Pengantar
Pembahasan dalam bab ini merujuk pada etika, masalah hukum, dan klinis. Masalah etika berkaitan dengan standar yang mengatur perilaku anggota yang professional. Masalah hukum mendefinisikan standar minimum masyarakat yang akan mentolirier, yang ditegakkan oleh aturan hukum di tingkat lokal, negara atau tingkat federal. Semua kode etik menyatakan bahwa praktisi harus bertindak sesuai dengan undang-undang federal dan Negara bagian yang relevan dan peraturan pemerintah. Masalah klinis melibatkan pertimbangan professional anda untuk bertindak sesuai dengan mandate etika dan hukum. Bagi mereka yang sedang mempersiapkan diri untuk menjadi pemimpin kelompok landasan menyeluruh dalam etika adalah penting sebagai dasar yang kuat dari pengetahuan dan keterampilan psikologis. Tujuan dalam bab ini untuk menyoroti isu-isu etis yang sangat signifikan bagi anggota kelompok.

Etika dalam Keanggotaan Kelompok
Informed consent
Informed consent adalah proses penyajian informasi dasar tentang terapi kelompok untuk individu yang memungkinkan mereka untuk membuat keputusan yang rasional tentang apakah mereka berpartisipasi dalam kelompok (Fallon, 2006). Ini adalah kebijakan untuk memberikan pernyataan pengungkapan professional untuk anggota kelompok yang mencakup informasi  tentang berbagai topik yang berkaitan dengan sifat kelompok. Informasi ini biasanya meliputi terapis kualifikasi, teknik yang sering digunakan dalam kelompok, resiko dan manfaat dari berpartisipasi dalam kelompok. The ASGW (1998) “Pedoman Praktek”. Menyarankan memberikan informasi berikut secara tertulis kepada kelompok calon anggota :
1.    Informasi tentang sifat, tujuan, dan tujuan kelompok
2.    Kerahasiaan
3.    Pemimpin orientasi teoritis
4.    Kelompok layanan
5.    Tanggung jawab anggota kelompok dan pemimpin
6.    Kualifikasi pemimpin
Keanggotaan Sukarela
Dalam sebuah kelompok idealnya harus bersifat sukarela, artinya tidak ada paksaan dari seorang pemimpin ataupu orang lain disekitarnya. Sifat sukarela dalam sebuah kelompok sangat diperlukan oleh setiap anggota kelompok karena dia dapat menyadari hak-hak mereka dan tanggung jawab mereka sebagaigai anggota kelompok. Dengan demikian dalam kelompok menekankan keterbukaan diri dan eksplorasi pribadi.

Kebebasan untuk Mundur Dari Kelompok
Prosedur untuk meninggalkan kelompok perlu dijelaskan kepada semua anggota kelompok. Setiap anggota memiliki hak untuk meninggalkan kelompok. Apabila mereka ingin meninggalakn kelompok penting untuk memberikan informasi kepada pemimpin kelompok dan anggota kelompok lainnya sebelum membuat keputusan akhir. Sebagai seorang pemimpin jangan terlalu cepat untuk memungkinkan anggota kelompok  untuk berhenti, karena pemimpin bias kehilangan kesempatan yang sangat baik untuk wawasan dan pertumbuhan pribadi pada bagian dari anggota. Jika seseorang meninggalkan tanpa pertimbangan dan penjelasan akibatnya bisa menjadi negatif bagi sisa anggota kelompok lainnya. Dengan komitmen untuk membahasa faktor yang berhubungan dengan meninggalkan kelompok, ada kersempatan bagi semua anggota kelompok untuk mengekspresikan dan mengeksplorasi pemikirannya terhadap prosedur pemunduran anggota kelompok.

Resiko Psikologis untuk Anggota
Tanggung jawab etis pemimpin kelompok untuk memastikan bahwa calon anggota kelompok menyadari potensi resiko dan mengambil setiap tindakan terhadap anggota dan untuk mempertimbangkan cara untuk mengurangi potensi resiko. Fallon (2006) menjelaskan bahwa manfaat potensial dan resiko terapi kelompok merupakan bagian penting dari proses informed consent. Sebuah ACA (2005) menentukan standar etika:”dalam pengaturan kelompok, konselor melakukan pencegahan untuk melindungi konseli dari trauma emosional dan kejiwaan”. Ini termasuk membahasa dampak dari perubahan hidup potensial dan membantu anggota kelompok mengeksplorasi kesiapan anggota untuk berurusan dengan perubahan tersebut. Beberapa kemungkinan resiko dalam kelompok terapi:
1.    Penyalahgunaan kekuasaan
Kekuasaan yang kompleks dan multidimensional bahwa pemimpin kelompok perlu menghindari kekuasaan koersif yang melibatkan memaksa  seseorang untuk melakukan sesuatu terhadap kemauannya.
2.    Keterbukaan diri
Pelanggaran privasi dari berbagai kehidupan. Hal yang harus diingat dalam pengungkapan diri yaitu larangan terhadap pengungkapan diri dalam kelompok etnis dan budaya tertentu.
3.    Menjaga kerahasiaan
Merupakan potensi resiko dalam setiap kelompok.
4.    Pengkambinghitaman
Praktek yang baik bagi seorang pemimpin untuk mengeksplorasi apa yang terjadi  dengan orang yang melakukan pengkabinghitaman sebelum berfokus pada orang yang sedang dikambinghitamkan.
5.    Konfrontasi
Konfrontasi bisa disalahgunakan terutama bila hal itu dilakukan dengan cara destruktif (perusak) misalkan kamu belajar sambil makan pada saat diskusi terus pemimpin diskusi memberikan konfrontasi dengan nada yang keras seakan akan marah “Kamu itu makan apa belajar”.

Kerahasiaan Confidentiality
Salah satu kondisi kunci untuk kerja kelompok yang efektif adalah kerahasiaan confidentiality. Dalam memimpin kelompok pemimpin tidak hanya harus menjaga kerahasiaan anggota tetapi juga anggota menjaga kerahasiaan satu sama lainnya.



Mendidik Anggota Tentang Kerahsiaan
Pemimpin yang baik dapat mengekspresikan pentingnya menjaga kerahasiaan. Salah satu cara yang dapat dilakukan seorang pemimpin untuk menjaga kerahasiaan antar sesame anggota kelompok dengan cara membuat kontrak dan ditandatangani setiap anggota kelompok yang di dalamnya tertuang penjelasan mengenai sanksi pada setiap anggota yang melanggarnya.

Etika dan Hukum Dimensi Kerahasiaan
Konselor kelompok memiliki tanggung jawan etika dan hukum untuk menginformasikan kelompok anggota konsekuensi potensial melanggar kerahasiaan confidentiality. Umumnya, anggota tidak melanggar kerahasiaan confidentiality ketika mereka berbicara “mengapa” mereka belajar dalam kelompok. Tapi mereka cenderung melanggar kerahasiaan confidentiality ketika mereka berbicara tentang “bagaimana” mereka memperoleh wawasan atau bagaimana mereka bener-bener berinteraksi dalam kelompok. Konselor professional berlisensi  secara hukum berhak melakukan komunikasi istemewa. Konsep komunikasi istimewa berarti bahwa professional tidak dapat mematahkan kerahasiaan konseli, kecuali:
1.    Dalam penilaian mereka konseli cenderung melakukan bahaya serius untuk diri mereka sendiri, orang lain atau sifat fisik.
2.    Penyalahgunaan anak-anak atau orang tua diduga
3.    Mereka yang diperintahkan oleh pengadilan untuk memberikan informasi
4.    Mereka yang disupervisi dalam hubungan pengawasan
5.    Konseli memberikan izin tertulis.
Secara umum, kerahasiaan confidentiality interaksi antara perserta kelompok tidak dapat dijamin atau dilindungi oleh undang-undang (Rapin, 2004). Meskipun kelompok para pemimpin itu sendiri secara etis dan terikat secara hukum untuk menjaga kerahasiaan confidentiality.



Dimensi Multikultural Kerahasiaan
Budaya dapat mempengaruhi pandangan anggota tentang kerahasiaan confidentiality sebagai berikut:
1.    Beberapa kebudayaan menganggap terapi untuk menjadi memalukan dan hanya untuk mental orang yang sakit.
2.    Beberapa anggota kelompok mungkin tidak memiliki status hukum atau tempat tinggal dan mngkin dijaga tentang memberikan informasi pribadi.
3.    Anggota yang mencari status pengungsi memiliki signifikansi masalah kepercayaan  dan dapat memberikan informasi palsu untuk melindungi mereka.
4.    Hambatan bahasa dapat mengakibatkan anggota lainnya tidak sepenuhnya  memahami pentingnya kerahasiaan confidentiality dan konsekuensi dari pelanggaran.

Kerahasiaan Anak dalam Kelompok
Sebuah masalah yang harus diperhatikan adalah menjaga kerahasiaan anak dalam sebuah kelompok (tergantung masalah yang di alami anak), artianya apabila menyangkut masalah si anak dengan orang tua sesekali orang tua dihadirkan misalnya si anak mempunyai keinginan kepada orang tua tapi dia susah menyampaikannya kepada orang tua, jadi orang tua dan anak dihadapkan dan konselor menjadi mediasinya.

Nilai Peran Pemimpin dalam Kelompok
Konselor dapat meningkatkan efektivitas sebagai seorang pemimpin dengan menyadari akan nilai-nilai yang di pegang. Fungsi konselor sebagai seorang pemimpin adalah menantang para anggota untuk menemukan apa yang benar bagi mereka (tidak membujuk mereka untuk melakukan apa yang konselor anggap benar). Ketika pemimpin membantu anggota kelompok dalam proses pembuatan keputusan, ingat bahwa terserah kepada anggota untuk memilih suatu tindakan dan bertanggung jawab atas keputusan yang mereka buat. Jika anggota kelompok mengakui bahwa apa yang mereka lakukan tidak memungkinkan untuk mengeksplorasikan  di lingkungan umum maka kelompok yang tepat bagi mereka untuk mengembangkan cara-cara berperilaku yang baru.

Aspek Etis Bekerja dengan Nilai
ACA (2005) pedoman menyatakan:” konselor menyadari nilai-nilai mereka sendiri, sikap, keyakinan, dan perilaku dan menghindari memaksakan nilai-nilai yang tidak konsisten dengan tujuan konseling”. Tujuan kelompok ini adalah untuk membantu anggota memperjelas keyakinan mereka dan memeriksa opsi yang kongruen dengan system nilai mereka sendiri. Konseling kelompok bukan forum di mana para pemimpin memaksakan pandangan mareka pada anggota.

Berurusan Dengan Benturan Nilai
Pada saat konselor dihadapkan dengan masalah etika karena perbedaan antara nilai-nilai konselor  dengan nilai-nilai tertentu dari anggota kelompok. Dalam hal ini yang menjadi tantangan bagi seorang konselor adalah untuk mendukung konseli tanpa mengutuk nilai-nilai budaya yang di milikinya.

Etika dalam Kelompok Kerja Dengan Populasi Beragam
Nilai-nilai pemimpin membawa keproses kelompok sadar harus mengakui realitas keragaman manusia dalam masyarakat kita. ASGW (1998) pedoman menetapkan bahwa praktek etika membutuhkan para pemimpin yang menyadari konteks multicultural dalam kerja kelompok.

Etika dan Standar Persiapan dan Prakek
1.    Memahami bahwa isu-isu yang berkaitan dengan  gender dan orientasi seksual produktif  dieksplorasi dalam kelompok.
2.    Mempertimbangkan dampak dari factor sosial dan lingkungan yang merugikana dalam menilai masalah.
3.    Menghormati keyakinan dan nilai-nilai agama anggota.
4.    Menginformasikan anggota tentang nilai-nilai dasar yang tersirat dalam proses kelompok.
Tanggung jawab konselor untuk memiliki pemahaman umum dari nilai-nilai budaya dari konselinya, sehingga intervensi dapat kongruen dengan konseli. Konselor perlu menyadari  asumsi mengenai orang-orang berdasarkan etnis dan ras.

Masalah Khusus Berkenaan dengan Orientasi Seksual
Kode etik ACA, APA, dan NASW jelas menyatakan bahwa deskriminasi atas dasar minoritas status baik itu ras, etnis, gender atau orientasi seksual tidak etis dan tidak dapat diterima. Penting bagi para pemimpin kelompok bersedia untuk memeriksa secara kritis mengenai pribadi mereka, ketakutan dan stereotip mengenai identitas seksual.

Etika dalam Teknologi dan Kelompok Kerja
Menurut McGlothlin, ASGW perlu menjadi lebih aktif dalam advokasi  untuk teknologi dalam pengaturan kelompok dan cara yang lebih praktis menanamkan teknologi dalam kerja kelompok. McGlothlin menegaskan bahwa pemimpin kelompok kerja harus terbuka untuk penggunaan teknologi dalam pengaturan kelompok  dan mereka akan melakukannya dengan baik untuk aktif dalam kemajuan inovatif dalam teknologi.

Kompetensi dan Pelatihan Isu
Isu Kompetensi Pemimpin
Kompetensi merupakan salah satu masalah etika utama dalam kerja kelompok. Kompetensi pemimpin berpengaruh dalam proses jalannya dinamika kelompok. Seorang pemimpin harus mengenali keterbatasannya. Untuk  itu mereka mungkin harus bertanya pada diri sendiri, pertanyaan-pertanyaan ini:
1.    Apa jenis konseli akau mampu menangani?
2.    Apa bidang keahlian saya
3.    Teknik apa yang saya berikan?
4.    Seberapa jauh saya dapat berkolaboratif dengan konseli?
5.    Kapan saya harus merujuk konseli kepada orang lain?
Seorang pemimpin kelompok yang professional tahu akan keterbatasan yang dimilikinya. Selanjutnya pemimpin kelompok yang bertanggung jawab sangat menyadari akan pentingnya melanjutkan pendidikan mereka.

Standar Pelatihan Konselor Profesional untuk Kelompok
ASGW (2000) merekomendasikan untuk pengetahuan, keterampilan dan kompetensi, berikut:
1.    Pengetahuan Kompetensi : bidang dasar pengetahuan termasuk mengidentifikasi kekuatan  dan kelemahan seseorang.
2.    Keterampilan kompetensi : keterampilan generic, keahlian khusus secara efektif menangani keragaman isu-isu adalah diperlukan untuk pemimpin kelompok yang kompeten.
3.    Inti spesialisasi : dapat melakukan pelatihan dalam kerja kelompok.

Pelatihan dan Pengalaman Pribadi
Sebagaimana jelas dari tinjauan singkat standar professional ASGW untuk pelatihan, sangat penting bagi pemimpin kelompok untuk menjalani pelatihan ekstensif yang sesuai.

Psikoterapi Pribadi Untuk Pemimpin Kelompok
Singkatnya, konselor menunjukkan keberanian untuk melakukan sendiri apa yang anggota harapkan dalam kelompok untuk bertindak.

Eksplorasi Pemimpin Kelompok
Dalam kelompok eksplorasi diri  merupakan tambahan yang sangat berharga untuk pengalaman pelatihan pemimpin kelompok.

Etika Konselor Dalam Pelatihan Kelompok
Salah satu masalah etika yang controversial dalam penyusunan pemimpin kelompok adalah menggabungkan metode penagalaman dan pengajaran dalam pelatihan. Komponen pengalaman menjadi penting dalam konseling kelompok.

Mengelola Beberapa Peran Sebagai Pendidik
Tanggung jawab dan peran ganda seperti fasilitator kelompok, guru, evaluator, dan pengawas. Pada berbagai kesemapatan pendidik dapat mengajarkan konsep-konsep proses kelompok, memimpin kelompok demonstrasi di kelas dan mengevaluasi karya siswa.

Pelatihan Experiantal
Pelatihan pengalaman menjadi efektif apabila  apabila yakin dengan langkah yang harus di ambil. Pedoman yang jelas harus ditetapkan sehingga siswa tahu apa hak dan tanggung jawab mereka. Hal ini penting untuk diingat tujuan utama dari konseling kelompok mengajarkan siswa keterampilan keterampilan kepemimpinan dan memberikan pemahaman bagaimana proses kelompok bekerja.

Pedoman Etika dan Hukum Praktek
Masalah etika dan hukum sering terjadi pemimpin kelompok tiudak hanya mengikuti kode etik profesi tetapi mereka juga harus tahu Negara mereka adalah Negara hukum dan tanggung jawab. Para pemimpin yang bekerja dengan anak-anak dan remaja disarankan untuk mempelajari hukum  yang berkaitan dengan prosedur dan praktek kelompok.

Kewajiban Hukum dan Malpraktek
Konselor yang gagal dalam menggunakan tindakannya terhadap anggota kelompok sesuai dengan prosedur dalam praktek kelompok bisa dikenakan gugatan perdata.

Perlindungan Hukum bagi Pemimpin Kelompok

RUJUKAN
Corey, M. Corey, G. dan. Corey, C. 2010. Groups: Process and practice.8th Ed. Pacific Grove: Brooks/Cole


Tidak ada komentar:

Posting Komentar