Senin, 31 Maret 2014

POSITIVE THINKING THERAPY



PENDEKATAN KONSELING KHAS PENULIS



Pengantar


BERPIKIR POSITIF

                                                                                                            Oleh : Akhmad Sugianto
Berpikir positif membuka mata hati
Membuatmu tersenyum menatap hari
Berprasangka baik dapat membahagiakan diri
Membiasakan dirimu menerima Takdir Illahi

Tiada manusia yang tidak pernah berdosa
Tiada makhluk yang hidup tanpa suka dan duka
Berpikirlah positif demi menghibur jiwa yang lara
Bersabarlah, karena pertolongan Allah akan dating tiba-tiba

Berprasangka baik memberikan kekuatan
Untuk menghadapi dunia yang penuh cobaan
Begitulah Allah menghatur gelombang kehidupan
Yang hanya mampu dibaca oleh orang beriman

Berpikir positif membawa kebahagiaan
Yang penuh hikmah jika kita renungkan
Jangan menyerah dalam menggapai kesuksesan
Karena kesuksesan butuh kesabaran dan pengorbanan

http://sphotos-e.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-ash3/530160_351626334924168_657035887_n.jpg













A.      Nama Pendekatan
Nama pendekatan konseling ini adalah Positive Thinking Therapy . Konseling ini selanjutnya disingkat PTT,  adalah suatu konseling singkat yang dibangun atas potensi konseli yang sebenarnya mampu mengkonstruksi sebuah pola pikirnya sendiri.

B.       Sejarah Perkembangan
Positive Thinking Therapy atau terapi berfikir positif ini bermula pada sebuah ide saya ketika melihat teman teman disekitar saya yang selalu berpikiran negative terhada sesuatu hal yang belaum pasti kejadiannya.
Positive Thinking Therapy atau terapi berfikir positif merupakan terapi yang dikembangkan penulis berawal dari pengalaman memperhatikan orang-orang yang berada di lingkungan sekitarnya. Dalam diri sesorang terdapat dua sisi yaitu berpikir negatif dan berpikir positif. Berpikir positif adalah meletakkan semua hal yang terjadi pada diri sendiri maupun hubungan dengan orang lain. Mengapa beripikir positif itu hebat?Berpikir positif memiliki dampak dan pengaruh besar dalam kehidupan seseorang.Saat kita mulai berpikir positif, kekuatan besar datang mengimbangi cara berpikir kita untuk tetap melakukan hal-hal baik dengan cara yang baik. Dengan berpikir  positif, kita akan terhindar dari dampak kehidupan yang buruk. Para ahli motivasi dan kesehatan berpendapat bahwa berfikir positif akan melahirkan kebiasaan-kebiasaan positif seperti : jiwa yang selalu optimis, percayadiri, kreatif dan lain sebagianya. Sebaliknya pikirin negatif akan melahirkankebiasaan-kebiasaan negative pula seperti : jiwa yang pesimis, rendah diri, reaktif dan lain-lain.
Jika ditinjau dari kehidupan beragama, agama Hindu pada khususnya manusia merupakan mahkluk paling sempurna diantara ciptaan Tuhan. Karena manusia mampu menilai diri maupun orang lain mengenai baik buruknyaseseorang dalam bertingkah laku. Ini disebabkan karena manusia memiliki TriPremana yaitu Bayu, Sabda, Idep. Bayu merupakan tenaga yang dimiliki oleh mahluk hidup, Sabda merupakan Perasaan yang dimiliki oleh mahluk hidup dan Idep merupakan pikiran yang dimiliki oleh mahluk hidup. Idep disinilah yang merupakan kelebihan yang dimiliki manusia daripada mahkluk lain yang ada didunia.
Adapun berpikir adalah suatu kegiatan yang dilakukan manusia untuk mempersentasikan dunia sebagai model dan memeberikan perlakuan terhadapnya secara efektif sesuai dengan tujuan, rencana dan keinginan. Sedangkan berpikirpositif adalah cara menghadapi suatu masalah dengan mengambil hikmah dibalik masalah yang dihadapi sehingga tidak menimbulkan konflik/pertentangan. Namun hal tersebut tidak sejalan dengan realita yang ada. Meskipun manusia memiliki kelebihan dari mahluk lain dalam proses berpikir positif manusia masih sangat sulit untuk menerapkan dan merefleksikan dalam pemenuhan kebutuhan.
C.      Hakekat Manusia
Pada dasarnya manusia dibelaki sebuah pemikiran yang luar biasa, tinggal tergantung dari manusia tersebutlah untuk menggunkanannya apakah akan berfikir positif atau sebaliknya. Manusia mempunyai potensi untuk melakukah hal tersebut dan hal itupun bisa terjadi karena ada factor yang mendukungnya baik dari internal maupun eksternal. Untuk membuat individu tersebut selalu berpikir positif terhadap sesuatu hal itu tidaklah mudah karena harus ada tindakan yang dilakukan oleh individu tersebut untuk mencapainya. Berpikir positif akan bisa membawa individu dalam sebuah kenyaman dalam menjalni hidupnya.

D.      Perkembangan Perilaku
1.    Struktur kepribadian
Manusia dipandang sebagai sistem-sistem energi yang terdiri dari lingkungan dan self yang membentuk sebuah mindset (pola pikir manusia) yang berakhir dengan sebuah tindakan atau perilaku manusia tersebut berdasarkan atas pola pikir. Berpikir Positif berasal dari dalam diri (internal) dan lingkungan (eksternal).
2.    Pribadi sehat dan bermasalah
Pribadi sehat adalah pribadi yang penuh semangat dalam melaksanakan tindakan mencapai keinginannya yang berlandaskan pemikiran yang positif. Tujuan yang diinginkannya adalah hal yang positif yang bisa membuat individu tersebut selalu semangat dalam menjalani kehidupannya. Sedangkan pribadi bermasalah adalah individu yang tidak bersemangat dalam melaksanakan tindakan mencapai keinginannya jika mempunyai suatu tujuan itu bersifat negative karena tidak didasari sebuah pemikiran yang positif dia cenderung berpikir negatif.
 
E.        Hakikat konseling
Terapi berpikir positif  berfokus pada kondisi konseli terhadap sebuah pandangannya atau bagaimana cara panadang konseli terhadap sesuatu yang akan berdampak kepada tujuan konseli kedepannya. Melalui terapi berpikir positif konseli mampu menghadapi kenyataan dan siap menghadapinya dengan perencanaan yang mantap untuk mencapai tujuannya. Dengan demikian ada beberapa karakteristik terapi berpikir positif sebagai berikut :
1.    Terapi berpikir positif berfokus pada kondisi saat ini dan masa depan. Konseli tidak dihadapkan pada pengalaman masa lalu tapi hanya mengarah yang sedang dan mempersiapkan untuk masa depan sesuai tujuan.
2.    Berpusat pada konseli, konseli yang menjadi ahli dalam proses terapi, konselor menjadi fasilitator dalam proses pembentukan pikiran positif dan meningkatkan motivasi konselinya.
3.    Pengaruh lingkungan, variabel-variabel bebas yang berada di luar konseli (lingkungan) merupakan segala-sesuatu yang dapat mempengaruhi cara berpikir konseli. Oleh karena itu dalam proses konseling, konselor dan konseli berusaha untuk menemukan variabel-variabel tersebut dan bersama-sama membahasnya.

F.       Kondisi Pengubahan
1.    Tujuan
Terapi berpikir positif memiliki tujuan membantu konseli mengkaji bagaimana memilih tujuan  dan menelusuri efek tujuannya berdasarkan pola pikir positif yang sudah dibentuk oleh konseli, sampai ke titik di mana konseli tersebut mencapai tujuan, dan lebih dari itu konsekuensi dari proses mengejar tujuan berakhir. Tujuan pilihan tergantung pada nilai yang diberikan oleh konseli untuk setiap alternatif (insentif) dan disesuaikan kemampuan mencapainya. Pemilihan tujuan bervariasi berdasarkan apakah tujuannya adalah pendekatan atau tujuan penghindaran, kerangka waktu untuk tindakan, antisipasi rincian dan kesulitan pencapaian tujuan, dan konflik dengan tujuan-tujuan lain.
2.    Sikap, peran, dan tugas konselor
Konselor menggunakan skema tujuan dalam terapi motivasi untuk membantu konseli membuat jenis perubahan dalam pencapaian tujuan mereka berdsarkan mindsetnya. Pemilihan komponen skema yang digunakan tergantung pada struktur pola pikir konseli dan tujuan spesifik bahwa konseli membutuhkan bantuan untuk mencapai. Oleh karena itu, komponen ini memungkinkan upaya yang lebih besar daripada komponen pendahuluan dan penetapan tujuan.
3.    Sikap, peran, dan tugas konseli
Konseli membangun skema mindset tujuan dengan sungguh-sungguh sesuai dengan harapannya. Serta konsisten dengan apa yang telah dibangun dalam hubungan konseling agar rencana dapat berhasil.
4.    Situasi hubungan
Khusus konselor terus melakukan perubahan kepada konseli dengan memberikan padangan-pandangan yang rasional kepada konseli sekalipun hal yang dialami konseli negative tetapi konselor harus tetap memberikan sisi pandangan yang positif kepada konseli dan terus selalu memberikan dukungan kepada konseli agar selalu mengmabil hikamah dari sebuah pemikiran. Hal ini akan berguna bagi konseli untuk mengambil sebuah gambaran bahwa semuanya tidak selalu negative.

G.      Mekanisme Pengubahan
1.    Tahap-tahap konseling
Pelaksanaan terapi berpikir positif meliputi 3 tahap yaitu sebagai berikut :
a.    Tahap Awal
Konselor dan konseli membangun hubungan keakraban (working realitionships) hubungan yang berfungsi, bermakna, dan berguna. Keberhasilan terapi sangat ditentukan oleh keberhasilan tahap awal ini. Kunci keberhasilannya terletak pada keterbukaan konselor dan konseli. Keterbukaan konseli artinya dia dengan jujur mengungkapkan isi hati, perasaan, harapan, dan sebagainya. Namun, keterbukaan ditentukan oleh faktor konselor yakni dapat dipercayai konseli karena tidak berpura-pura, akan tetapi jujur. Asli, mengerti dan menghargai. Konselor dan konseli membuat kontrak mengenai pelaksanaan konseling selanjutnya (Lesmana, Jeanette Murad. : 2008.)
Konselor mampu melibatkan konseli terus menerus dalam proses konseling. Selanjutnya, konselor mendefinisikan masalah yang dihadapi, membangun tujuan yang ingin dicapai konseli, untuk siap melanjutkan pada tahap kerja  (Willis, Sofyan S.;2010).

b.    Tahap Kerja
Pada tahap kerja, kerjasama antara konselor dan konseli  mempersiapkan transisi ke penetapan komponen tujuan, yang ada tiga macam: penetapan tujuan (a) penyelesaian masalah, (b) membangun skema berpikir positif, dan (c) pengaturan antara sesi tujuan. Untuk membangun skema berpikir positigf tujuan sesuai dengan keinginan dan kemampuan konseli.
 
Gambar 1. Skema peruabahan pola pikir

Konselor membantu konseli menetapkan tujuan serta langkah-langkah mencapai tujuan tersebut, dapat menggunakan gambar berikut :
















Gambar 2. Struktur penetapan tujuan diadaptasi dari
Cox, W. Miles & Klinger, Eric. (2004)

     Setelah skema tujuan berhasil dibangun maka meningkatkan kemampuan untuk mencapai tujuan. Konselor perlu untuk meningkatkan kemampuan mereka untuk mencapai tujuan mereka. Bahkan ketika tujuan tampaknya tepat dan realistis, konseli mungkin tidak memiliki keterampilan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
     Konselor membantu konseli jika pada anak tangga terdapat konflik yang dialami konseli. Sehingga perlu kontrol konselor sebagai fasilitastor dalam pencapaian setiap jenjang tangga untuk mencapai tangga teratas.Menyelesaikan konflik biasanya melibatkan menemukan cara lain untuk mencapai satu atau yang lain, atau keduanya, tujuan yang terlibat dalam konflik.
c.    Tahap Akhir
Tahap akhir ditandai dengan berubahnya perspektif konseli terhadap sudut pandang yang digantikan semangat dan motivasi untuk menghadapi kehidupannya serta mencapai tujuannya. Adanya perubahan perilaku konseli ke arah yang lebih positif, sehat dan dinamik  (Willis, Sofyan S.;2010).
2.    Teknik-teknik konseling
Teknik umum Terapi berpikir positif adalah sebagai berikut Corey, Gerald (2009):
a.      Role playing
Teknik yang digunakan konselor untuk membantu konseli mencapai tujuan yang diharapkan dengan permainan peran. Konseli memerankan tingkah laku tertentu yang ingi dikuasainya sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkannya.
b.      Reinforcement technique
Teknik yang digunakan konselor untuk membantu meningkatkan perilaku yang dikehendaki dengan cara memberi reinforcement terhadap tingkah laku tersebut
c.       Homework assignment
Teknik yang digunakan dengan cara memberikan tugas/aktivitas yang dirancang agar dilakukan konseli antara pertemuan konseling seperti mencoba perilaku baru, meniru perilaku tertentu, atau membaca bahan bacaan yang relevan dengan masalah yang dihadapi.

H.      Kelemahan dan Kelebihan
1.      Kelemahan
a.    Kurang melatih kemandirian konseli dalam berpikir terhadap sesutau hal
b.    Konseling berjalan lama karena harus menumbuhkan motivasi terlbih dahulu untuk merubah mindsetnya terhadap sesuatu hal
2.      Kelebihan
a.    Terapi berpikir positif dapat membantu merubah pola pikir yang negative ke positif
b.    Dapat mebangun motivasi secara langsung terhadap konseli
c.    Dapat mengembangkan wawasan pola pikir konseli


I.         Sumber Rujukan

Cox, W. Miles & Klinger, Eric. 2004. Handbook of Motivational Counseling Concepts, Approaches, and Assessment. England: John Wiley & Sons, Ltd.
Corey, G. 2009. Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy. Belmont, CA:Brooks/Cole
Willis, Sofyan.S., 2010. Konseling Individual, Teori & Praktek. Bandung:ALFABETA
Aulia, Muhamad. 2010. Obat Cespleng Berpikir Positif. Banguntapan Jogjakarta:Flash Book.
Elfiky, Ibrahim. 2009. Terapi Berpikir Positif. Jakarta: Zaman Transforming Lives.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar