PENDEKATAN KONSELING KHAS PENULIS
Pengantar
BERPIKIR POSITIF
Oleh
: Akhmad Sugianto
Berpikir
positif membuka mata hati
Membuatmu
tersenyum menatap hari
Berprasangka
baik dapat membahagiakan diri
Membiasakan
dirimu menerima Takdir Illahi
Tiada
manusia yang tidak pernah berdosa
Tiada
makhluk yang hidup tanpa suka dan duka
Berpikirlah
positif demi menghibur jiwa yang lara
Bersabarlah,
karena pertolongan Allah akan dating tiba-tiba
Berprasangka
baik memberikan kekuatan
Untuk
menghadapi dunia yang penuh cobaan
Begitulah
Allah menghatur gelombang kehidupan
Yang hanya
mampu dibaca oleh orang beriman
Berpikir
positif membawa kebahagiaan
Yang
penuh hikmah jika kita renungkan
Jangan
menyerah dalam menggapai kesuksesan
Karena
kesuksesan butuh kesabaran dan pengorbanan
A. Nama Pendekatan
Nama pendekatan konseling
ini adalah Positive Thinking
Therapy . Konseling ini selanjutnya disingkat
PTT, adalah suatu konseling singkat yang dibangun atas potensi konseli
yang sebenarnya mampu mengkonstruksi sebuah pola pikirnya sendiri.
B. Sejarah Perkembangan
Positive Thinking Therapy atau
terapi berfikir positif ini bermula pada sebuah ide saya ketika melihat teman teman disekitar
saya yang selalu berpikiran negative terhada sesuatu hal yang belaum
pasti kejadiannya.
Positive Thinking Therapy atau
terapi berfikir positif merupakan terapi yang dikembangkan penulis berawal dari
pengalaman memperhatikan orang-orang yang berada di lingkungan sekitarnya.
Dalam diri sesorang terdapat dua sisi yaitu berpikir negatif dan berpikir
positif. Berpikir positif adalah meletakkan semua
hal yang terjadi pada diri sendiri maupun hubungan dengan orang lain.
Mengapa beripikir positif itu hebat?Berpikir positif memiliki dampak dan
pengaruh besar dalam kehidupan seseorang.Saat kita mulai berpikir positif,
kekuatan besar datang mengimbangi cara berpikir kita untuk tetap melakukan hal-hal baik dengan cara yang baik. Dengan
berpikir positif, kita akan terhindar dari dampak kehidupan
yang buruk. Para ahli motivasi dan kesehatan
berpendapat bahwa berfikir positif akan melahirkan kebiasaan-kebiasaan positif
seperti : jiwa yang selalu optimis, percayadiri, kreatif dan lain
sebagianya. Sebaliknya pikirin negatif akan melahirkankebiasaan-kebiasaan
negative pula seperti : jiwa yang pesimis, rendah diri, reaktif dan
lain-lain.
Jika ditinjau dari kehidupan beragama, agama
Hindu pada khususnya manusia merupakan mahkluk paling sempurna diantara ciptaan
Tuhan. Karena manusia mampu menilai diri maupun orang lain mengenai baik
buruknyaseseorang dalam bertingkah laku. Ini disebabkan karena manusia memiliki
TriPremana yaitu Bayu, Sabda, Idep. Bayu merupakan tenaga yang dimiliki
oleh mahluk hidup, Sabda merupakan Perasaan yang dimiliki oleh mahluk hidup dan Idep merupakan pikiran yang dimiliki
oleh mahluk hidup. Idep disinilah yang merupakan kelebihan yang dimiliki
manusia daripada mahkluk lain yang ada didunia.
Adapun berpikir adalah
suatu kegiatan yang dilakukan manusia untuk mempersentasikan dunia sebagai model dan memeberikan perlakuan
terhadapnya secara efektif sesuai dengan tujuan, rencana dan keinginan.
Sedangkan berpikirpositif adalah cara menghadapi suatu masalah dengan mengambil
hikmah dibalik masalah yang dihadapi sehingga tidak menimbulkan
konflik/pertentangan. Namun hal tersebut tidak sejalan dengan realita yang ada.
Meskipun manusia memiliki kelebihan dari mahluk lain dalam proses berpikir
positif manusia masih sangat sulit untuk menerapkan dan merefleksikan
dalam pemenuhan kebutuhan.
C.
Hakekat Manusia
Pada dasarnya manusia dibelaki sebuah pemikiran yang
luar biasa, tinggal tergantung dari manusia tersebutlah untuk menggunkanannya
apakah akan berfikir positif atau sebaliknya. Manusia mempunyai potensi untuk
melakukah hal tersebut dan hal itupun bisa terjadi karena ada factor yang
mendukungnya baik dari internal maupun eksternal. Untuk membuat individu
tersebut selalu berpikir positif terhadap sesuatu hal itu tidaklah mudah karena
harus ada tindakan yang dilakukan oleh individu tersebut untuk mencapainya. Berpikir positif akan bisa membawa
individu dalam sebuah kenyaman dalam menjalni hidupnya.
D.
Perkembangan
Perilaku
1.
Struktur kepribadian
Manusia
dipandang sebagai sistem-sistem energi yang terdiri dari lingkungan dan
self yang membentuk sebuah mindset (pola pikir manusia) yang berakhir
dengan sebuah tindakan atau perilaku manusia tersebut berdasarkan atas pola
pikir. Berpikir Positif berasal dari dalam diri (internal) dan lingkungan
(eksternal).
2.
Pribadi sehat dan bermasalah
Pribadi sehat
adalah pribadi yang penuh semangat dalam melaksanakan tindakan mencapai
keinginannya yang berlandaskan pemikiran yang positif. Tujuan yang
diinginkannya adalah hal yang positif yang bisa membuat individu tersebut
selalu semangat dalam menjalani kehidupannya. Sedangkan pribadi bermasalah
adalah individu yang tidak bersemangat dalam melaksanakan tindakan mencapai
keinginannya jika mempunyai suatu tujuan itu bersifat negative karena tidak
didasari sebuah pemikiran yang positif dia cenderung berpikir negatif.
E. Hakikat konseling
Terapi berpikir positif berfokus pada kondisi konseli terhadap sebuah
pandangannya atau bagaimana cara panadang konseli terhadap sesuatu yang akan
berdampak kepada tujuan konseli kedepannya. Melalui terapi berpikir positif
konseli mampu menghadapi kenyataan dan siap menghadapinya dengan perencanaan
yang mantap untuk mencapai tujuannya. Dengan demikian ada beberapa
karakteristik terapi berpikir positif sebagai berikut :
1.
Terapi berpikir positif berfokus pada kondisi saat ini
dan masa depan. Konseli tidak dihadapkan pada pengalaman masa lalu tapi hanya
mengarah yang sedang dan mempersiapkan untuk masa depan sesuai tujuan.
2.
Berpusat pada
konseli, konseli yang menjadi ahli dalam proses terapi, konselor menjadi
fasilitator dalam proses pembentukan pikiran positif dan meningkatkan motivasi
konselinya.
3.
Pengaruh
lingkungan, variabel-variabel bebas yang berada di luar konseli
(lingkungan) merupakan segala-sesuatu yang dapat mempengaruhi cara berpikir
konseli. Oleh karena itu dalam proses konseling, konselor dan konseli berusaha
untuk menemukan variabel-variabel tersebut dan bersama-sama membahasnya.
F.
Kondisi
Pengubahan
1. Tujuan
Terapi berpikir positif memiliki tujuan membantu konseli
mengkaji bagaimana memilih tujuan dan
menelusuri efek tujuannya berdasarkan pola pikir positif yang sudah dibentuk
oleh konseli, sampai ke titik di mana konseli tersebut mencapai tujuan, dan
lebih dari itu konsekuensi dari proses mengejar tujuan berakhir. Tujuan pilihan
tergantung pada nilai yang diberikan oleh konseli untuk setiap alternatif
(insentif) dan disesuaikan kemampuan mencapainya. Pemilihan tujuan bervariasi
berdasarkan apakah tujuannya adalah pendekatan atau tujuan penghindaran,
kerangka waktu untuk tindakan, antisipasi rincian dan kesulitan pencapaian
tujuan, dan konflik dengan tujuan-tujuan lain.
2. Sikap,
peran, dan tugas konselor
Konselor menggunakan skema tujuan dalam terapi motivasi
untuk membantu konseli membuat jenis perubahan dalam pencapaian tujuan mereka
berdsarkan mindsetnya. Pemilihan komponen skema yang digunakan tergantung pada
struktur pola pikir konseli dan tujuan spesifik bahwa konseli membutuhkan
bantuan untuk mencapai. Oleh karena itu, komponen ini memungkinkan upaya yang
lebih besar daripada komponen pendahuluan dan penetapan tujuan.
3. Sikap,
peran, dan tugas konseli
Konseli membangun skema mindset tujuan dengan
sungguh-sungguh sesuai dengan harapannya. Serta konsisten dengan apa yang telah
dibangun dalam hubungan konseling agar rencana dapat berhasil.
4. Situasi
hubungan
Khusus konselor terus melakukan perubahan kepada konseli
dengan memberikan padangan-pandangan yang rasional kepada konseli sekalipun hal
yang dialami konseli negative tetapi konselor harus tetap memberikan sisi
pandangan yang positif kepada konseli dan terus selalu memberikan dukungan
kepada konseli agar selalu mengmabil hikamah dari sebuah pemikiran. Hal ini
akan berguna bagi konseli untuk mengambil sebuah gambaran bahwa semuanya tidak
selalu negative.
G.
Mekanisme
Pengubahan
1.
Tahap-tahap konseling
Pelaksanaan
terapi berpikir positif meliputi 3 tahap yaitu sebagai berikut :
a.
Tahap Awal
Konselor dan konseli membangun hubungan
keakraban (working realitionships) hubungan
yang berfungsi, bermakna, dan berguna. Keberhasilan terapi sangat ditentukan
oleh keberhasilan tahap awal ini. Kunci keberhasilannya terletak pada
keterbukaan konselor dan konseli. Keterbukaan konseli artinya dia dengan jujur
mengungkapkan isi hati, perasaan, harapan, dan sebagainya. Namun, keterbukaan
ditentukan oleh faktor konselor yakni dapat dipercayai konseli karena tidak
berpura-pura, akan tetapi jujur. Asli, mengerti dan menghargai. Konselor dan
konseli membuat kontrak mengenai pelaksanaan konseling selanjutnya (Lesmana,
Jeanette Murad. : 2008.)
Konselor mampu melibatkan konseli terus
menerus dalam proses konseling. Selanjutnya, konselor mendefinisikan masalah
yang dihadapi, membangun tujuan yang ingin dicapai konseli, untuk siap
melanjutkan pada tahap kerja (Willis,
Sofyan S.;2010).
b.
Tahap Kerja
Pada tahap kerja, kerjasama antara
konselor dan konseli mempersiapkan transisi ke penetapan komponen
tujuan, yang ada tiga macam: penetapan tujuan (a) penyelesaian masalah, (b) membangun skema berpikir positif, dan (c) pengaturan antara sesi tujuan. Untuk membangun skema berpikir positigf
tujuan sesuai dengan keinginan dan kemampuan konseli.
Gambar
1. Skema peruabahan pola pikir
Konselor membantu konseli menetapkan
tujuan serta langkah-langkah mencapai tujuan tersebut, dapat menggunakan gambar
berikut :
Gambar 2. Struktur penetapan tujuan diadaptasi dari
Cox, W.
Miles & Klinger, Eric. (2004)
Setelah skema
tujuan berhasil dibangun maka meningkatkan
kemampuan untuk mencapai tujuan. Konselor perlu untuk meningkatkan kemampuan
mereka untuk mencapai tujuan mereka. Bahkan ketika tujuan tampaknya tepat dan
realistis, konseli mungkin tidak memiliki keterampilan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan tersebut.
Konselor
membantu konseli jika pada anak tangga terdapat konflik yang dialami konseli.
Sehingga perlu kontrol konselor sebagai fasilitastor dalam pencapaian setiap
jenjang tangga untuk mencapai tangga teratas.Menyelesaikan konflik biasanya
melibatkan menemukan cara lain untuk mencapai satu atau yang lain, atau
keduanya, tujuan yang terlibat dalam konflik.
c.
Tahap Akhir
Tahap akhir
ditandai dengan berubahnya perspektif konseli terhadap sudut pandang yang
digantikan semangat dan motivasi untuk menghadapi kehidupannya serta mencapai
tujuannya. Adanya perubahan perilaku konseli ke arah yang lebih positif, sehat
dan dinamik (Willis, Sofyan S.;2010).
2.
Teknik-teknik konseling
Teknik umum
Terapi berpikir positif adalah sebagai berikut Corey, Gerald (2009):
a. Role playing
Teknik yang digunakan konselor untuk membantu konseli
mencapai tujuan yang diharapkan dengan permainan peran. Konseli memerankan
tingkah laku tertentu yang ingi dikuasainya sehingga dapat mencapai tujuan yang
diharapkannya.
b. Reinforcement technique
Teknik
yang digunakan konselor untuk membantu meningkatkan perilaku yang dikehendaki
dengan cara memberi reinforcement terhadap
tingkah laku tersebut
c. Homework assignment
Teknik yang digunakan dengan cara memberikan tugas/aktivitas
yang dirancang agar dilakukan konseli antara pertemuan konseling seperti
mencoba perilaku baru, meniru perilaku tertentu, atau membaca bahan bacaan yang
relevan dengan masalah yang dihadapi.
H.
Kelemahan
dan Kelebihan
1. Kelemahan
a.
Kurang melatih kemandirian konseli dalam berpikir
terhadap sesutau hal
b.
Konseling berjalan lama karena harus menumbuhkan
motivasi terlbih dahulu untuk merubah mindsetnya terhadap sesuatu hal
2. Kelebihan
a.
Terapi berpikir positif dapat membantu merubah pola
pikir yang negative ke positif
b.
Dapat mebangun motivasi secara langsung terhadap
konseli
c.
Dapat mengembangkan wawasan pola pikir konseli
I.
Sumber
Rujukan
Cox, W. Miles & Klinger, Eric. 2004. Handbook of Motivational Counseling Concepts, Approaches, and
Assessment. England: John
Wiley & Sons, Ltd.
Corey, G. 2009. Theory and Practice
of Counseling and Psychotherapy. Belmont, CA:Brooks/Cole
Willis, Sofyan.S., 2010. Konseling Individual, Teori & Praktek.
Bandung:ALFABETA
Aulia, Muhamad. 2010. Obat
Cespleng Berpikir Positif. Banguntapan
Jogjakarta:Flash Book.
Elfiky, Ibrahim. 2009. Terapi
Berpikir Positif. Jakarta: Zaman Transforming Lives.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar