Kamis, 14 Maret 2013

BIMBINGAN KELOMPOK


Bimbingan Kelompok dapat dipandang sebagai suatu proses pemberian layanan bimbingan pada sejumlah konseli dalam situasi kelompok. Pada umumnya dilaksanakan dalam konteks klasikal. Secara khusus, bimbingan kelompok merupakan suatu jenis metode bimbingan berbentuk aktivitas kelompok yang dikelola secara sengaja untuk melaksanakan program bimbingan. Dalam suatu kelompok, para partisipan (anggota kelompok) mengkaji topik atau permasalahan yang ditawarkan guna mendapat pertimbangan dan pembahasan kelompok dalam tataran sini-dan-kini; tanpa harus dimiliki pengetahuan penuh dan (bahkan) tidak pula bermaksud mendapatkan informasi mengenai individu atau tujuan akhir mereka. Alasan utama bimbingan kelompok di sekolah adalah: pertama, menyediakan informasi pendidikan-jabatan dan pribadi-sosial kepada murid, kedua, meluangkan murid berdiskusi dan terlibat dalam aktivitas pribadi dan karir, dan ketiga, memberi murid peluang untuk meneliti dan mendiskusikan masalah, tujuan, dan solusi bersama. Tujuan yang hendak dicapai melalui bimbingan kelompok lebih bersifat pada pencegahan dan pengembangan daripada penyembuhan. Fasilitator bimbingan kelompok mungkin saja guru, konselor, penyedia bantuan atau helper profesional, atau siapapun yang memiliki keterampilan khusus melaksanakan bimbingan kelompok. Adapun anggota bimbingan kelompok adalah setiap individu dapat mengikutinya sepanjang informasi yang ditawarkan dapat memenuhi kebutuhan individu yang bersangkutan.Metode yang digunakan adalah bersifat instruksional, informatif, berorientasi pada materi, penyajian berstruktur, presentasi/ekspositori, ceramah, dan diskusi. Diskusi kelompok dipandang sebagai jantung bimbingan kelompok. Sebab sebagian besar bimbingan kelompok menggunakan variasi diskusi dalam proses pelaksanaannya. Diskusi kelompok dapat dikatakan sebagai suatu percakapan yang direncanakan antara 3 orang atau lebih, bertujuan untuk memperjelas ataupun memecahkan suatu masalah yang dihadapi di bawah pimpinan seorang pemimpin. Dari batasan tersebut dapat ditemukan ciri dari diskusi kelompok, yaitu: (1) terdapat pembicaraan atau percakapan yang dilakukan oleh 3 orang atau lebih; (2) proses pembicaraan tersebut telah dirancang atau dipersiapkan sebelumnya; (3) tujuan pembicaraan bisa jadi untuk memperjelas (klarifikasi) suatu permasalahan maupun untuk memecahkan suatu masalah yang diberikan kepada kelompok, masalah yang diangkat dapat berupa masalah riel yang sedang dihadapi konseli maupun masalah yang disimulasikan (bukan masalah yang sebenarnya); (4) dalam proses diskusi dipimpin oleh pemimpin kelompok, hal ini menunjukkan bahwa dalam suatu kelompok terdapat anggota dan pemimpin kelompok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar