Selasa, 12 Maret 2013

PSIKOLOGI PENDIDIKAN


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Kata psikologi pasti sudah tidak asing lagi terdengar di telinga. Tetapi, mungkin hanya sebagian saja yang mengetahui secara mendalam apa itu psikologi. Ada yang berpendapat bahwa psikologi adalah ilmu tentang kejiwaan. Ada juga yang berpendapat membahas tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan lingkungannya. Tidak hanya itu, ilmu psikologi juga telah berkembang dalam pendidikan. Khususnyaa di perguruan tinggi.   
Pendidikan Ilmu Psikologi mulai diselenggarakan di Indonesia pada tahun 1953. Sejak itu, ilmu psikologi berkembang dan banyak diselenggarakan di perguruan tinggi negeri maupun swasta. Selain itu, perkembangan ilmu psikologi juga ditandai oleh banyaknya penemuan ilmiah tentang pengaruh aspek psikologis dalam kehidupan individu sehingga ilmu psikologi semakin dikenal umum dan diterima oleh masyarakat Indonesia.

1.2    Rumusan Masalah
Permasalahan dalam penulisan makalah ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
a.       Apa pengertian psikologi ?
b.      Bagaimanakah klasifikasi psikologi?
c.       Bagaimana implikasi psikologi dalam pendidikan?

BAB II
PEMBAHASAN 

2.1  Pengertian Psikologi Pendidikan
Psikologi pendidikan terdiri dari dua kata, yaitu “psikologi” dan “pendidikan”. Psikologi berasal dari dua kata bahasa Yunani, yaitupsyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti Ilmu. Secara harfiah psikologi berarti Ilmu tentang jiwa atau Ilmu jiwa. Dengan demikian, psikologi berarti Ilmu pengetahuan tentang jiwa. Atau dalam bahasa sederhana disebut dengan Ilmu jiwa. Secara istilah psikologi dapat diartikan Ilmu yang mempelajari tentang proses-proses tingkah laku dan mental.
Dalam Al-Qur’an masalah jiwa atau ruh itu telah disinggung dalam surat Al-Isra’ ayat 85.
“Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah, ruh itu termasuk usrusan Tuhanku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan hanya sedikit.” (QS. Al-Isra’: 85).

Ayat diatas secara gamblang jelas memberitahukan kepada seluruh manusia bahwa jiwa atau ruh itu berada dalam tanggung jawab dan urusan Allah, bukan urusan manusia. Itu sebabnya para pakar ilmu jiwa sampai zaman modern ini belum mampu menemukan definisi atau pengertian yang tepat terhadap istilah jiwa itu.
Sedangkan kata pendidikan, berasal dari kata “didik” mendapat awalan “me”, sehingga menjadi “mendidik”, yang artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntunan, dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Selanjutnya pengertian “pendidikan” menurut kamus besar bahasa Indonesia ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Dalam bahasa Inggris, education (pendidikan) berasal dari kata educate (mendidik) artinya memberi peningkatan(toelicit, to give rise to), dan mengembangkan (to evolve, to develop). Dalam pengertian yang sempit, education atau pendidikan berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk memperoleh pengetahuan. Adapun dalam pengertian yang luas, pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku sesuai dengan kebutuhan. 
Dalam dictionary of psychologi pendidikan diartikan sebagai the institusional procedures which are employed in accomplihing the development of knowledge, habits, attitudes, etc. Usually the term is applied to formal institution. (prosedurinstitusionalyangdigunakan dalampengembangan pengetahuan, kebiasaan, sikap, dll.Biasanyaistilah iniditerapkan padalembaga formal). Jadi, pendidikan berarti tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan yang dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap, dan sebagainya.
Sedangkan menurut Poerbakawatja dan harahap pendidikan adalah usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab moral dari segala perbuatannya. Orang dewasa itu adalah orang tua si anak atau orang yang atas dasar tugas dan kedudukannya mempunyai kewajiban untuk mendidik, misalnya guru sekolah, pendeta atau kyai dalam lingkungan keagamaan, kepala-kepala asrama, dan lain sebagainya.
Adapun secara istilah terdapat berbagai macam pendapat tentang pengertian psikologi pendidikan. Diantaranya yaitu:
Ø  Menurut Muhibin Syah, pengertian psikologi pendidikan adalah sebuah disiplin psikologi yang menyelidiki masalah psikologis yang terjadi dalam dunia pendidikan. Sedangkan menurut  ensiklopedia amerika, Pengertian psikologi pendidikan adalah ilmu yang lebih berprinsip dalam proses pengajaran yang terlibat dengan penemuan-penemuan dan menerapkan prinsip-prinsip dan cara untuk meningkatkan keefisien di dalam pendidikan.
Ø  Tardif juga mengatakan bahwa Pengertian Psikologi Pendidikan adalah sebuah bidang studi yang berhubungan dengan penerapan pengetahuan tentang perilaku manusia untuk usaha-usaha kependidikan
Ø  Menurut Witherington Psikologi pendidikan adalah sebagai “ A systematic study of process and factors involved in the education of human being. Psikologi pendidikan adalah studi sistematis tentang proses-proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia. Psikologi pendidikan adalah ilmu yang lebih berprinsip dalam proses pengajaran yang terlibat dengan penemuan-penemuan dan menerapkan prisip-prinsip dan cara untuk meningkatkan keefesien dalam pendidikan
Dari beberapa pendapat diatas tentang pengertian psikologi pendidikan, dapat diambil kesimpulan bahwa Psikologi Pendidikan adalah ilmu yang mempelajari  tentang perilaku manusia di dalam dunia pendidikan yang meliputi  studi sistematis tentang proses-proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia yang tujuannya untuk mengembangkan dan meningkatkan keefisien di dalam pendidikan.
Objek Psikologi dibagi menjadi 2, yaitu :
1.      Objek Material adalah sesuatu yang dibahas, dipelajari atau diselidiki, atau suatu unsure yang ditentukan atau sesuatu yang dijadikan sasaran pemikiran, objek material mencakup apa saja, baik hal-hal konkret (kerohanian, nilai-nilai, ide-ide). Objeknya yaitu manusia
2.      Objek formal adalah cara memandang, cara meninjau yang dilakukan oleh seorang peneliti terhadap objek materialnya serta prinsip-prinsip yang digunakannya. Objek formal juga digunakan sebagai pembeda ilmu yang satu dengan ilmu yang lain ( psikologi, antropologi, sosiologi, dan lain-lain). Objeknya yaitu dari segi tingkah laku manusia, objek tersebut bersifat empiris atau nyata, yang dapat diobservasi untuk memorediksi, menggambarkan sesuatu yang dilihat. Caranya melihat gerak gerik seseorang bagaimana ia melakukan sesuatu dan melihat dari matanya.


2.2  Klasifikasi Psikologi
Klasifikasi psikologi berdasarkan objek yang di teliti dibedakan menjadi dua, yaitu :
1.      Psikologi Umum
Psikologi umum adalah psikologi yang menyelidiki dan mempelajari kegiatan-kegiatan atau aktifitas-aktifitas psikis manusia pada umumnya yang dewasa, yang normal, dan yang beradab (berkultur). Macam-macam psikologi umum :
a.       Psikologi perkembangan
Psikolgi yang membicarakan perkembangan psikis manusia dari masa bayi sampai tua yang mencakuo psikologi anak, psikologi puber atau adolesensi ( psikologi pemuda ), psikologi orang dewasa, psikologi orang tua.
b.      Psikologi sosial
Psikologi yang khusus membicarakan tentang tingkah laku atauaktivitas-aktivitas manusia dalam hubungannya dengan situasi sosial.
c.       Psikologi pendidikan
Psikologi yang khusus menguraikan kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas manusia dalam hubungannya dengan situasi pendidikan, misalnya bagaimana cara menarik perhatian agar pelajaran dapat dengan mudah diterima, bagaimana cara belajar dan sebagainya.
d.      Psikologi kepribadian dan tipologi
Psikologi yang khusus menguraikan tentang struktur pribadi manusia, mengenai tipe-tipe kepribadian manusia.
e.       Psikopatologi
Psikologi yang khusus menguraikan mengenai keadaan psikis yang tidak normal atau abnormal
f.       Psikologi Kriminil
Psikologi yang khusus berhubungan dengan soal-soal kejahatan atau kriminalitas.
g.      Psikologi perusahaan
Psikologi yang khusus berhubungan dengan soal-soal perusahaan.
2.      Psikologi Khusus
Psikologi yang menyelidiki dan mempelajari segi-segi kekhususan dari aktivitas-aktivitas psikis manusia. Hal-hal yang khusus yang menyimpang dari hal-hal yang umum dibicarakan dalam psikologi khusus.
2.3 Implikasi Psikologi Dalam Bidang Pendidikan
Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa sudah sejak lama bidang psikologi pendidikan telah digunakan sebagai landasan dalam pengembangan teori dan praktek pendidikan. Diantaranya adalah pengembangan kurikulum, sistem pembelajaran dan sistem penilaian.


a.       Implikasi Psikologi Perkembangan terhadap pengembangan kurikulum.
Kajian psikologi perkembangan dalam kaitannya dengan pengembangan kurikulum pendidikan terutama berkenaan dengan pemahaman aspek-aspek perilaku dalam konteks belajar mengajar. Terlepas dari berbagai aliran Psikologi yang mewarnai pendidikan, pada intinya pembahasan psikologi ini memberikan perhatian terhadap bagaimana input dan output pendidikan dapat berjalan dengan tidak mengabaikan aspek perilaku dan kepribadian peserta didik. Secara Psikologis, manusia merupakan individu yang unik. Dengan demikian, kajian psikologi dalam pengembangan kurikulum sesungguhnya memperhatikan keunikan yang dimiliki oleh setiap individu, baik ditinjau dari tingkat kecerdasan, kemampuan sikap, motivasi, perasaan serta karakteristik-karakteristik individu lainnya.
Kurikulum pendidikan sesungguhnya mampu menyediakan kesempatan kepada setiap individu untuk dapat berkembang sesuai dengan potensi yang dimilikinya, baik dalam hal pokok masalah maupun metode penyampainya. Secara khusus, dalam konteks pendidikan di Indonesia saat ini, kurikulum yang dikembangkan adalah kurikulum berbasis kompetensi, yang pada intinya menekankan pada upaya pengembangan pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar yang refleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak secara konsisten dan terus menerus memungkinkan seseorang menjadi kompeten, dalam arti memiliki pengetahuan dan nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu. Dengan demikian dalam pengembangan kurikulum berbasis kompetensi, kajian psikologi terutama berkenaan dengan aspek-aspek:
Ø  Kemampuan siswa melakukan sesuatu dalam berbagai konteks;
Ø  Pengalaman belajar siswa; v Hasil belajar(learningoutcomes);
Ø  Standarisasi kemampuan siswa;
b.      Kontribusi Psikologi perkembangan terhadap sistem pembelajaran
Kajian psikologi perkembangan telah melahirkanberbagai teori yang mendasari sistempembelajaran. Kita mengenal adanya sejumlahteori dalam pembelajaran, seperti teori daya, teori kognitif danteori-teori pembelajaran lainnya.Terlepas dari kontroversi yang menyertaikelemahan dari masing-masing teori tersebut,pada kenyataannya teori tersebut telah memberikan sumbangan yang signifikan dalam proses pembelajaran.
Disamping itu, kaitan psikologi perkembangan telahmelahirkan pula sejumlah prinsip-prinsip yangmelandasi pembelajaran Nasution(Daeng Sudiworo,2002) mengatakan 13 prinsip dalambelajar, yakni :
1)      Agar seseorang benar-benar belajar, ia harusmemiliki suatu tujuan.
2)      Tujuan itu harus timbul dari atau berhubungandengan kebutuhan hidupnya dan bukan karena dipaksakan orang lain.
3)      Orang itu harus bersedia mengalamibermacam-macam kesulitan dan berusaha dengantekun untuk mencari tujuan yang berharga baginya.
4)      Belajar itu harus terbukti dari perubahan kelakuannya.
5)      Selain tujuan pokok yang hendak dicapai, diperoleh pula hasil sambilan.
6)      Belajar lebih berhasil dengan jalan berbuat dan melakukan.
7)      Seseorang belajar sebagai keseluruhan, tidak hanya aspekintelektual namun termasuk pula aspek emosional, sosial, etis dan sebagainya.
8)      Seseorang memerlukan bantuan dan bimbingan dari orang lain.
9)      Untuk belajar diperlukan insigh. Apa yang harus dipelajari harus benar-benar dipahami.
10)  Disamping mengejar tujuan belajar yangsesungguhnya, seseorang juga harus mengejar tujuan-tujuan yang lain.
11)  Belajar lebih berhasil, apabila usaha itu lebih memberisukses yang menyenangkan.
12)  Ulangan dan latihan memang perlu, tetapi harus didahuluidengan pemahaman yang mendasar.
13)  Belajar hanya mungkin kalau ada kemauan dan hasrat untukbelajar.
c.       Psikologi Pendidikan terhadap sistem penilaian
Penilaian sistem pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam pendidikan guna memahami seberapa jauh tingkat keberhasilan pendidikan. Melalui kajian psikologis, kita dapat memahami seberapa jauh tingkat keberhasilan pendidikan. Melalui kajian Psikologis kita dapat memahami perkembangan perilaku apa saja yang diperoleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan pendidikan atau pembelajaran tertentu.Disamping itu kajian psikologis telah memberikan sumbangan nyata dalam pengukuran potensi-potensi yang dimiliki oleh setiap peserta didik, terutama setelah dikembangkannya berbagai test psikologis, baik untuk mengukur tingkat kecerdasan, bakat maupun kepribadian individu lainnya. Kita mengenal sejumlah test psikologis yang saat ini masih banyak digunakan untuk mengukur potensi seorang induvidu, seperti testMultipleApitude Test(MAT), DifferensialAppitude Test(DAT), EPPS dan alat ukur lainnya.
Pemahaman kecerdasan bakat, minat danaspek kepribadian lainnya melaluipengukuran psikologis, memiliki arti pentingdalam upaya pengembangan prosespendidikan individu yang bersangkutansehingga pada gilirannya dapat dicapaiperkembangan individu yang optimal.Oleh karena itu, betapa pentingnyapenguasaan psikologi perkembangan

BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Psikologi berarti Ilmu pengetahuan tentang jiwa. Atau Ilmu yang mempelajari tentang proses-proses tingkah laku dan mental. Kemudian Klasifikasi psikologi berdasarkan objek yang di teliti dibedakan menjadi dua, yaitu :Psikologi Umum (psikologi yang menyelidiki dan mempelajari kegiatan-kegiatan atau aktivitas -aktifitas psikis manusia pada umumnya yang dewasa, yang normal, dan yang beradab); Psikologi Khusus yaitu Psikologi yang menyelidiki dan mempelajari segi-segi kekhususan dari aktivitas-aktivitas psikis manusia.
Implikasi Psikologi Dalam Bidang Pendidikan seperti, Implikasi Psikologi Perkembangan terhadap pengembangan kurikulum, Implikasi Psikologi perkembangan terhadap sistem pembelajaran, Psikologi Pendidikan terhadap sistem penilaian.

DAFTAR PUSTAKA


Dalyono, Muhammad. PsikologiPendidikan. Jakarta: RinekaCipta. 2010
Baharuddin. Psikologi Pendidikan: Refleksi Teoritis Terhadap Fenomena. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010
Syah,Muhibbin. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. 1995
Sujanto, Agus. PsikologiUmum. Jakarta :BumiAksara. 2001.
Ahmadi,Abu. PsikologiUmum. Semarang:RinekaCipta, 1991


M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), cet. VI, hlm. 1
Baharuddin, Psikologi Pendidikan: Refleksi Teoritis Terhadap Fenomena, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), cet. III, hlm. 13

Ibid, hlm. 14
M. Dalyono, Op.cit, hlm. 4-5
Ibid, hlm. 5
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995), hlm. 11

AgusSujanto, PsikologiUmum, ( Jakarta : BumiAksara, 2001), hal.1
AbuAhmadi,PsikologiUmum,(Semarang :RinekaCipta, 1991) hal. 23

Tidak ada komentar:

Posting Komentar